"Fenomena ini tidak hanya menjadi masalah demokrasi, tetapi juga menandakan penurunan dalam pemikiran rasional kita dalam memilih pemimpin," tegas Rocky Gerung yang dikutip dari youtube pribadinya.
Rocky Gerung mempertanyakan akan arah demokrasi di Indonesia yang semakin cenderung kepada spektakularisasi.
Sehingga kurangnya edukasi politik yang seharusnya dilakukan oleh partai politik sebagai garda terdepan dalam mendidik masyarakat akan pentingnya pemilihan pemimpin berdasarkan visi, misi, dan kapasitas nyata.
Baca Juga: Harga Bitcoin Mulai Rebound, Siap Menuju Titik Tertinggi? Ini Kata Robert Kiyosaki
Rocky Gerung juga mengingatkan bahwa peran media dan publik sangat penting dalam mengkritisi fenomena ini.
Agar tidak terjebak dalam politik hiburan yang hanya mengandalkan popularitas tanpa substansi.
Dia menekankan bahwa masyarakat perlu lebih kritis dan selektif dalam menilai calon pemimpin, tidak hanya dari sisi popularitas atau kegembiraan semata.
Baca Juga: Rating Sustainalytics BRI Terus Membaik Seiring Kuatnya Pengelolaan Risiko ESG
Kondisi ini menurut Rocky Gerung harus dijadikan momentum untuk menggugah kesadaran politik yang lebih tinggi di kalangan masyarakat.
Selain itu mengembalikan esensi demokrasi yang seharusnya berlandaskan pada kepentingan publik dan keberpihakan pada kebijakan yang benar-benar bermanfaat bagi rakyat, bukan sekadar sebagai pertunjukan politik belaka.***
Artikel Terkait
Megawati Tegur Yasonna Laoly, Kamu Kerjanya Ngapain? Anak Buah Saya Jadi target Hukum
Transformasi Bima Arya Dari Walikota ke Gubernur, Kenapa Tidak Menteri Sekalian?
Utang Membengkak, Megawati Kritik Pemerintahan Presiden Jokowi
Optimisme Ilham Habibie: Siap Bawa Perubahan di Jawa Barat
Maju Pilkada Jawa Barat 2024? Sandiaga Uno: Belum Ada Penugasan Resmi
PKB Usulkan Nagita Slavina Sebagai Cawagub, Bobby Nasution Siap Pertimbangkan