"Optimalisasi rawa-rawa juga harus diperhatikan, ada potensi besar yang belum dimanfaatkan secara maksimal," katanya.
Ono Surono menyoroti pentingnya pembenahan data sebelum membuat sistem baru.
"Basis data kita masih kacau. Data antara luas tanam, pemilik lahan, dan petani penggarap tidak jelas. Sebelum membuat sistem baru, benahi dulu data yang ada," sarannya.
Menurutnya, ketidakakuratan data ini menyebabkan banyak masalah dalam penebusan pupuk.
"58% petani belum melakukan penebusan pupuk, ini masalah besar. Pemerintah harus memastikan data di tingkat desa akurat dan dapat digunakan sebagai acuan."
Baca Juga: Kinerja Cemerlang BRI Berefek Fantastis Ke Kas Negara
Ono Surono mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kebijakan ini bisa berdampak pada meningkatnya ketergantungan impor.
"Jika produksi terus menurun, kita akan semakin bergantung pada impor. Ini sudah terjadi pada komoditas lain seperti bawang putih dan gula. Jangan sampai kita mengorbankan petani demi kemudahan impor," ujarnya.
Menurut Ono Surono pemerintah perlu lebih serius dalam menangani masalah ini agar tidak berujung pada penurunan produksi yang signifikan dan meningkatkan ketergantungan pada impor.***
Artikel Terkait
Jokowi Goda PKS, Rocky Gerung: Agar Tak Dukung Anies di Pilgub DKI
Muhammadiyah Tinggalkan BSI, Rocky Gerung: Etos dan Prinsip Jadi Alasan Utama
Golkar Ajukan Permohonan Waktu, Airlangga Hartarto: Koalisi Maju Pertimbangkan Nasib Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta
Duel Gagasan, Bobby Siap Lawan Ahok dan Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut
Kegagalan dalam Pilpres 2024, Anies Baswedan: Pembelajaran Tanpa Penyesalan
Fahri Hamzah: Meski Prabowo Menang Siapa yang Diuntungkan, Anies atau Megawati?