Bisnisbandung.com - Tom Lembong mantan Menteri Perdagangan mengungkapkan dampak kebijakan politik terhadap krisis beras di Indonesia.
Menurutnya keadaan pasar beras di seluruh Indonesia sedang kacau-balau akibat dampak kebijakan politik.
Tom Lembong menyebut kemungkinan besar terkait dengan kebijakan yang diambil selama periode politik, khususnya terkait Bantuan Sosial (Bansos).
Baca Juga: Anggaran Makan Siang Gratis Rp. 15 Ribu per Anak diLuar Susu, Begini Penjelasan Menko!
Dikutip dari youtube kompas, Tom Lembong menyatakan "Kebijakan Bansos telah menguras stok beras Bulog hingga sekitar 1,3 juta ton".
"Angka ini sangat signifikan dan memperlihatkan kurangnya kelancaran dalam pemerintahan, terutama dalam menangani kebutuhan pokok masyarakat", tambahnya.
Kritik juga ditujukan pada pendekatan teknokratis dan profesional pemerintah dalam menghadapi masalah ini.
Tom Lembong menekankan "Politisasi berlebihan terhadap kebijakan pemerintah dapat berdampak serius pada kebutuhan dasar masyarakat".
Kondisi ini juga memicu keprihatinan akan implikasi lebih luas terhadap kebutuhan dasar masyarakat dan tantangan yang dihadapi oleh kementerian-kementerian lainnya.
Hal ini menggarisbawahi pentingnya menghindari politisasi berlebihan dalam pengambilan kebijakan.
Tom Lembong juga menyoroti prospek masa depan terkait stok, harga, dan ketersediaan beras.
Dia mengajak semua pihak untuk bersama-sama memantau pergerakan pasar beras guna menghadapi tantangan yang ada.
Dalam menghadapi krisis ketersediaan beras Tom Lembong menekankan penting bagi pemerintah untuk menyeimbangkan kebijakan dengan kebutuhan masyarakat
Artikel Terkait
Menlu Retno Marsudi Tegaskan Palestina Harus Dilindungi di Mahkamah Internasional!
El Nino Guncang Harga Beras, Presiden Jokowi Beri Solusi
Strategi Jitu Komeng, Dari Panggung Lawak ke Kursi Senayan
Berita Gembira! Bulog Pastikan Stok Beras Aman, Meski Tetap Siapkan Langkah Impor
Langkah Pemerintah Atasi Krisis Beras, Mendag Zulhas Jelaskan Detailnya
Politisi PDIP Deddy Sitorus Sebut Demokrasi Kita Tengah Berada dalam Ancaman Serius