Bisnisbandung.com - Prabowo Subianto membantah tuduhan publik soal indikasi 'dinasti politik' saat anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai wakilnya.
Seperti diketahui Calon presiden nomor urut 2 dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto berpasangan dengan Gibran.
Dalam sebuah kanal YouTube Kumparan, Prabowo membahas alasan di balik pemilihannya dan membantah indikasi dinasti politik.
Baca Juga: Vladimir Putin Mencalonkan Diri Sebagai Presiden Rusia Untuk Yang Kelima Kalinya
Prabowo Subianto menanggapi kritik yang menyebut Gibran terlalu muda untuk posisi wakil presiden.
"Ada yang mengatakan wakil yang saya pilih terlalu muda, padahal panglima besar kita saat perjuangan umurnya 29 tahun menjadi panglima besar mimpin perang melawan penjajang dan mampu," ujar Prabowo.
Prabowo menyoroti bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk menunjukkan kepemimpinan yang tangguh.
Baca Juga: Amerika Serikat Kirimkan Peluru Tank Senilai Ratusan Juta Dollar Untuk Israel
Lebih lanjut, Prabowo menegaskan bahwa pengalaman Gibran, meskipun masih muda, membuatnya menjadi pilihan yang tepat.
"Anak muda pengalaman saya, kalau diberi tugas atau diberi tantangan dia akan matang, kalau tidak diberi kesempatan tidak matang-matang," tambahnya.
Hal tersebut mencerminkan keyakinan Prabowo akan kapabilitas dan potensi Gibran untuk berkembang.
"Saya yang memilih Gibran, saya yang meminta," tegas Prabowo.
Baca Juga: Tanpa Rasa Takut! Gerakan Houthi Dari Yaman Targetkan Kapal Yang Menuju Israel
Prabowo membantah indikasi bahwa pemilihan Gibran merupakan bagian dari dinasti politik.
Artikel Terkait
Nusakambangan sebagai Penjara Khusus untuk Pejabat Koruptor, Komitmen Tegas Capres Ganjar Pranowo
Anies Optimis Masuk Ke Putaran Kedua Pemilihan Presiden
Simak Pandangan Ridwan Kamil Terhadap Pembangunan IKN
Menuju Generasi Indonesia Emas, Gibran Janjikan Makan Siang dan Susu Gratis untuk Pendidikan Berkualitas
Potensi Penghasilan 20 Juta/bulan untuk Warga Indonesia, Mahfud Md: Mengelola Sumber Daya Alam Tanpa Korupsi
Peran Kampus dalam Menentukan Nasib Bangsa, Perspektif Kritis dari Rocky Gerung