Bisnisbandung.com - Tradisi sebaran apem kukus keong mas, dimulai di era pemerintahan Pakubuwono IV Keraton Surakarta Hadiningrat.
Tradisi ini pertama kali dilakukan oleh Raden Ngabehi Yosodipuro, pada saat pelantikan Pakubuwono IV menjadi raja.
Hingga kini tradisi ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Prosesi kirab berawal dari Kantor Kecamatan Banyudono dan dibagikan di Alun-alun dan dan di Masjid Ciptomulyo.
Tradisi sebaran apem senantiasa menarik di mata penduduk setempat maupun wisatawan. Ada sekitar 40.000 apem kukus keong mas yang disebar di tahun ini.
Baca Juga: Gempa Semalam Berpusat Di Jogja
Acara ini dibuka oleh Gusti Kanjeng Ratu Wandansari dan Sekda Boyolali Wiwis Triswi Handayani.
Adapun ketua panitia pelaksanaan acara ini adalah Kanjeng Pangeran Siswantodiningrat. Beliau menyatakan bahwa tradisi ini bermula dari keluhan masyarakat akan hama keong mas.
Maka Raden Ngabehi Yosodipuro memerintahkan untuk mengambil keong mas, dikukus, dibalut dengan janur hingga berbentuk kerucut.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, Budi Prasetyaningsih menyampaikan bahwa tradisi sebaran apem dilakukan setiap tahun sebagai bentuk pelestarian budaya.
Tradisi sebaran apem juga merupakan upaya berdoa kepada Tuhan agar masyarakat Boyolali semakin sejahtera.
Baca Juga: Dikdik S. Nugrahawan Resmi Mundur, Fokus Menuju Pilkada Cimahi 2024
Apem yang dibagi ada yang dibungkus janur, yang menyiratkan nur dari Tuhan agar panen masyarakat berhasil.
Sebelumnya, dilakukan tahlil wilujengan kirab dari Kantor Kecamatan Banyudono hingga ke Umbul Ngabean dan larungan di kali sekitar masjid Ciptomulyo.