Penghapusan Premium dan Pertalite Akibat Adanya Inefektivitas Pengunaan Subsidi

photo author
- Senin, 3 Januari 2022 | 09:35 WIB
Penghapusan Premium dan Pertalite Akibat Adanya Inefektivitas Pengunaan Subsidi
Penghapusan Premium dan Pertalite Akibat Adanya Inefektivitas Pengunaan Subsidi

Bisnis Bandung, (BB) --- Pakar Peradagangan Internasional dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Yayan Satyakti, Ph.D. menegaskan, realisasi subsidi energi mencapai Rp 102,5 triliun sejak Januari hingga November 2021 atau tumbuh 15,7% dari realisasi periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 88,6 triliun. "Bagaimana prospek subsidi energi sampai akhir tahun? Jika kita lihat konsumsi energi sampai Desember 2021, jika tidak ada kebijakan PPKM maka sudah pasti subsidi energi akan naik, karena konsumsi energi akan naik. Kita ketahui bahwa subsidi energi ini memang terus naik sedangkan pendapatan negara relatif turun dan daya beli masyarakat walaupun sudah membaik tetapi belum mampu mengkompensasi economic lost akibat pandemi. Sehingga pemulihan ekonomi pada saat ini masih jauh dari rebound economy".
Lantas menjawab pertanyaan bagaimana prospek tahun depan? Sebab, dengan beberapa harga komoditas yang masih tinggi diperkirakan akan membuat anggaran subsidi energi melonjak?. Menurutnya prospek tahun depan, masih belum tentu karena adanya varian omicron dan kita sampai sekarang kebijakan untuk menghadapi ini masih belum "clear", karena pada saat ini pemerintah masih fokus pada menggenjot sektor real yang sudah babak belur di Triwulan III yang turun 50% dibandingkan Triwulan II. Akan tetapi peluang pertumbuhan ekonomi akan membaik pada tahun 2022 ya, bisa dimungkinkan jika tidak ada PPKM Level 4 maupun 3, pertumbuhan ekonomi akan terus pulih. Mudah-mudahan pada Triwulan I, kondisi sudah mulai positif sebagai tabungan pemulihan seperti kondisi pada Triwulan II Tahun 2021. Oleh sebab itu, menjaga momentum agar pandemi tidak menyebar menjadi tolok ukur keberhasilan ekonomi, jawabnya kepada Bisnis Bandung (BB), di Bandung.
Yayan Satyakti memperkirakan, untuk beberapa komoditas capital intensive relatif lebih fluktuatif, terutama untuk sektor energi. Tetapi dengan membaiknya pasokan gas di Eropa dan mulai sedikit menurunnya harga minyak akan memperbaiki kinerja perbaikan ekonomi, menurun Short Term Energy Outlook dari Department of Energy Information Administration, pasokan global akan naik dan harga minyak mentak akan turun berada di kisaran US$50-60/ barrel. Setelah selama tahun 2021 harga minyak mentah sampai pada level US$ 70-81/barrel pada bulan Oktober dan November 2021. Jika melihat pada asumsi harga minyak mentah Indonesia berdasarkan Nota Keuangan 2022 asumsinya yaitu berada di US$55-70, jadi relatif logis. Sedangkan subsidi energi akan terus naik apalagi jika terjadi pengendalian PPKM Level 3 atau 4.
Kemudian menjawab pertanyaan apa yang harus di perhitungkan terkait rencana penghapusan pertalite? Opsi subsidi ada, karena subsidi digunakan pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat yang tidak mampu membeli energi fossil yang lebih mahal karena ke-ekonomiannya. Tetapi jika kita lihat yang menggunakan subsidi ini adalah orang kaya yang punya mobil dan mungkin tidak mau menggunakan BBM yang tidak bersubsidi misal Pertamax. Jadi disini ada masalah in efektivitas dari pengunaan subsidi. Seyogyanya subsidi energi efektif digunakan bagi masyarakat yang memang menggunakan, apalagi subsidi fossil memberikan dampak negatif dua kali yaitu mendorong penggunaan energi fossil yang lebih besar karena harganya murah dan meningkatkan impor energi fossil yang semakin mahal. Artinya secara ekonomis subsidi untuk energi fossil ini merugikan untuk keuangan negara, dan penambahan carbon dioksasi terhadap efek rumah kaca. Perlu untuk mempertimbangkan subsidi energi yang lebih efektif agar masyarakat bisa memperoleh manfaatnya secara efektif. Misal dengan kartu miskin atau kartu sejenisnya, masyarakat mampu memperoleh subsidi langsung ketika membeli atau mengkonsumsi energi. Walaupun agak ribet tetapi pendekatan ini lebih efektif dalam menghemat subsidi energi, karena alangkah baiknya jika subsidi energi yang tidak efektif ini digunakan untuk sekolah gratis atau subsidi energi alternatif, pungkasnya kepada BB.  (E-018)***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X