Penggunaan Alat Kontrasepsi Jangka Panjang Di Indonesia Masih Memprihatinkan

photo author
- Selasa, 2 November 2021 | 11:32 WIB
Penggunaan Alat Kontrasepsi Jangka Panjang Di Indonesia Masih Memprihatinkan
Penggunaan Alat Kontrasepsi Jangka Panjang Di Indonesia Masih Memprihatinkan

Bisnis Bandung, (BB) -- Demi peningkatan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Kecamatan Batujajar, Fakultas Kedokteran Unjani bersama Puskesmas Batujajar melakukan kegiatan ”Edukasi Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) melalui Media Digital”.

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah alat kontrasepsi untuk menunda, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan kesuburan yang digunakan dalam jangka panjang. Selain itu, MKJP lebih rasional dan mempunyai efek samping sedikit. MKJP untuk Perempuan yakni Metode Operasi Wanita (MOW)/Tubektomj, Implan/Susuk/Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK), IUD/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Sedangkan MKJP untuk Pria yakni Metode Operasi Pria (MOP)/Vasektomi.

Ketua Pengabdian kepada Masyarakat "Edukasi Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) melalui Media Digital" Fakultas Kedokteran Unjani, Dr. Tezza Adriansyah Anwar, S.IP, MM., CPM (Asia) mengemukakan, penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang di Indonesia masih memprihatinkan. Pada 2012 baru tercapai 17 persen, dan naik di tahun 2017 menjadi 21 persen dari total penggunaan alat kontrasepsi. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah penggunaan suntik semakin tinggi. Padahal, jika Indonesia ingin sukses menekan angka pertumbuhan penduduk dan Angka Kematian Ibu, setidaknya pencapaian penggunaan MKJP harus menyentuh angka 65 persen. Pada 2017 AKI masih sekitar 259-305 per 100 ribu kelahiran. Jauh dari target 102 per 100 ribu kelahiran. Survei Demografi dan Kependudukan 2012 menunjukkan sekitar 32,5 persen AKI terjadi akibat melahirkan terlalu muda tua dan terlalu muda, dan sekitar 34 persen akibat kehamilan yang terlalu banyak atau lebih dari tiga anak. "Alasan utama masyarakat memilih penggunaan suntik mungkin karena praktis dan tidak perlu mengingat jadwal minumnya setiap hari seperti Pil KB. Selain itu, harganya relatif murah"

Pasangan Usia Subur (PUS) sendiri yang ada di Kabupaten Bandung Barat di tahun 2021 adalah sebanyak 343.869 orang. Sementara yang telah menjadi peserta KB aktif hanya sebesar 79,9 persen saja. Dari jumlah peserta KB aktif tersebut, sebanyak 78,9 persen menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Pendek. Dan alat kontrasepsi suntik merupakan yang paling dominan digunakan (sebanyak 58,2 persen). Hal ini juga terjadi di Kecamatan Batujajar dimana pelayanan kesehatannya yang tersedia salah satunya adalah Puskesmas Batujajar, papar Dr. Tezza Adriansyah Anwar, S.IP, MM., CPM (Asia) kepada Bisnis Bandung (BB), di Bandung.

MKJP juga dinilai lebih tinggi efektifitasnya jika dibandingkan dengan metode kontrasepsi jangka pendek, seperti pil dan suntikan. Faktor lupa yang biasanya menjadi kegagalan bagi pasangan usia subur ketika menggunakan pil dan suntikan. Dalam rangka menaikkan pengguna MKJP, BKKBN sendiri telah membuat program satu kabupaten satu dokter ahli kandungan yang bisa melayani tubektomi, dan satu dokter umum yang dapat melayani vasektomi. Program tersebut telah dicanangkan sejak tahun 2018.

Selain itu, pengetahuan tentang MKJP mudah didapatkan oleh masyarakat karena gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah. BKKBN telah melakukannya melalui media massa, media luar ruang, dan kontak dengan tenaga kesehatan atau yang memahami tentang KB. Walaupun demikian, tampaknya apa yang sudah dilakukan tersebut belum efektif. Terbukti dengan persentase PUS yang menggunakan MKJP masih rendah. Hal ini dimungkinkan karena informasi yang disampaikan dikemas secara umum karena harus menjangkau seluruh kalangan masyarakat.

Dengan latar belakang tersebut, maka sebagai bentuk kepedulian, Fakultas Kedokteran Unjani berupaya untuk berkontribusi terhadap peningkatan penggunaan MKJP melalui pembuatan video edukasi yang akan disebarkan melalui media sosial. Video edukasi ini digagas karena media promosi yang selama ini ada untuk mensosialisasikan MKJP masih bersifat umum dan berskala nasional sehingga belum dapat ditangkap dengan baik oleh semua kalangan masyarakat. Karena oleh karena itulah, diperlukan video edukasi yang khusus untuk disampaikan pada segmen masyarakat tertentu, yang dalam hal ini adalah masyarakat yang berada dalam pelayanan Puskesmas Batujajar sebagai salah satu mitra dari Fakultas Kedokteran Unjani.

Video edukasi yang dihasilkan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini merupakan video pendek yang berjumlah 2 episode. Episode yang pertama merupakan video edukasi untuk wanita karena berisi informasi terkait dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang untuk wanita (Metode Operasi Wanita/tubektomi, implan/susuk, dan IUD/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Tubektomi artinya yakni tindakan pengikatan atau pemotongan pada saluran telur wanita. Metode ini untuk pasangan usia subur yang tidak menginginkan anak lagi. Efektif mencegah kanker ovarium. Tindakan dilakukan di rumah sakit.

Sementara itu, video yang kedua akan berisi informasi terkait dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang untuk Pria (Metode Operasi Pria/Vasektomi). Sedangkan Vasektomi yakni ketika bersenggama, cairan mani yang keluar tidak mengandung sperma karena adanya sayatan kecil dan pengikatan pada salurannya. Biayanya murah, sekali Tindakan dan dapat segera beraktifitas. Vasektomi itu bukan dikebiri, masih bisa ereksi. Juga tidak mempengaruhi kejantanan pada pria.

Kedua video edukasi ini dikemas dalam cerita komedi untuk memudahkan dalam penyampaian pesan kepada target audiens nya yang dalam hal ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Batujajar. Video edukasi ini akan digunakan dan disebarkan oleh Puskesmas Batujajar serta bidan desa yang berada dibawah koordinasi Puskesmas Batujajar sebagai bahan edukasi dan persuasi dalam meningkatkan penggunaan MKJP di wilayah Puskesmas Batujajar. Di Kabupaten Bandung Barat sendiri terdapat 28 Puskesmas, yang terdiri dari Cimareme, Ngamprah, Ciwaruga, Batujajar, Parongpong, Padalarang, Cikola, Cihampelas, Cisarua, Cibodas, Jayagiri, Pasirlangu, Tagog Apu, Rongga, Cililin  Cipatat, Jayagiri, Cipeundeuy, Cikalongwetan, Saguling, Cirata, Rende, Jayamekar, Sumur Bandung, Citalem, Pataruman, Mukapayung, Cicangkanggirang). Sedangkan humlah bidan nya adalah 239 orang bidan.

Selain itu, video edukasi ini juga akan disebarkan melalui media sosial karena saat ini hampir semua kalangan masyarakat mengakses media social (Instagram, Tiktok, Facebook, dan sebagainya). Alasan memilih media sosial sebagai sarana edukasi dan sosialisasi yakni karena hampir semua kalangan masyarakat mengakses media digital atau media social (Instagram, Tiktok, Facebook, dan sebagainya). Dan merujuk kepada hasil Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program KKBPK (SKAP) Keluarga tahun 2019, Website/internet (22 Persen) merupakan sumber utama kedua masyarakat dalam mendapatkan informasi terkait dengan kependudukan, keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja dan pembangunan keluarga, setelah televisi. Namun belakangan, sosialisasi KB jarang kembali dilakukan melalui media digital atau sosial. Hal ini bisa terlihat dari iklan layanan KB yang muncul di media sosial atau digital lainnya. Harapan dari adanya sosialisasi dan edukasi ini adalah terdapat peningkatan dalam penggunaan MKJP di wilayah Puskesmas Batujajar, pungkas Dr. Tezza Adriansyah Anwar, S.IP, MM., CPM (Asia) kepada BB. (Dadan Firmansyah -- E-018)***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X