BISNIS BANDUNG - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu mengungkapkan, banyak ucapan Joko Widodo atau Jokowi yang tidak sesuai dengan pelaksanaannya. Sebab itu Jokowi Widodo untuk berhenti dari sikapnya selama ini.
Said Didu menyebut salah satu contoh terkait dengan suntikan penyertaan modal negara atau PMN kepada BUMN yang sakit. Sejumlah BUMN yang sakit seringkali mendapatkan suntikan dana dari BUMN.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi kemudian mengecam BUMN yang sakit dan menyebutkan jika badan-badan tersebut terlalu keenakan dengan bantuan yang diberikan melalui PMN.
Menanggapi ucapan Jokowi tersebut Said Didu heran dengan pernyataan Jokowi dilihat dari prosedur pemberian PMN. Muhammad Said Didu, meminta Presiden Joko Widodo untuk berhenti dari sikapnya selama ini.
Saya berharap, Jokowi bisa berhentilah melakukan hal-hal seperti ini. Karena publik sudah paham bahwa bapak yang melakukan dan bapak yang marah," kata Said Didu dalam YouTube MSD. Dalam memberikan suntikan PMN kepada BUMN tersebut, ada kemungkinan jika Jokowi diminta pihak lain untuk menyuntikkan sejumlah dana dari PMN.
Tapi, Said Didu tidak yakin dengan hal tersebut dan tidak mungkin terjadi.
"Saya enggak yakin itu terjadi, karena itu dengan sengaja. Ini Presiden tiga kali memutuskan yang berkaitan dengan BUMN. Ia yang memberikan penugasan, mengusulkan dan menandatangani RAPB serta realisasi dana tersebut bisa keluar kalau sudah ditandatangani oleh Presiden. Jadi kalau menyatakan tidak tahu, sangat lucu," ungkap Said Didu.
Peringatan keras Jokowi
Presiden Jokowi memberikan peringatan keras terhadap para bos dan petinggi BUMN “sakit” Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada sejumlah Direktur Utama BUMN di Kabupaten Manggarai Barat,14 Oktober 2021 lalu. Jokowi menegaskan, tak akan lagi menyelamatkan BUMN “sakit” dengan memodali mereka. Dirinya sudah memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menghentikan pemberian modal kepada BUMN “sakit”. Jokowi yang menanggapi hal tersebut, kemudian mengecam BUMN yang sakit dan menyebutkan jika badan-badan tersebut terlalu keenakan dengan bantuan yang diberikan melalui PMN. Jokowi mengatakan PMN itu membuat upaya membawa BUMN mampu bersaing di kancah global menjadi terlupakan. "Kalau yang lalu-lalu, BUMN-BUMN kan banyak terlalu keseringan kita proteksi. Sakit tambahi PMN (Penyertaan Modal Negara). Sakit, suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali. Sudah lupakan pak Menteri. Lupakan proteksi-proteksi itu,"ujar Jokowi sambil menggeleng-gelengkan kepala.. Ia khawatir kalau BUMN sakit disayangi terus oleh pemerintah, mereka tak berani lagi untuk bersaing dan mengambil resiko. Berdasar data , pemerintah masih menyuntikkan modal ke sejumlah BUMN hingga saat ini. Untuk periode 2021-2022 , total anggaran yang digelontorkan untuk memberikan suntikan modal mencapai Rp106 triliun. PMN antara lain diberikan untuk pertama, PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar Rp7,9 triliun. Suntikan diberikan untuk penguatan permodalan dalam rangka retrukturisasi. Kemudian, PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp7 triliun sebagai dukungan menjalankan proyek strategis nasional (PSN) PT LRT Jakarta dan pemenuhan base equity Kereta Cepat Indo-China (KCIC). Terakhir, PT Hutama Karya (Persero) mendapat tambahan modal untuk pembangunan jalan tol Trans Sumatera sebesar Rp19 triliun. Sementara, PMN 2022 akan ada sebesar Rp71,44 triliun terhadap 12 BUMN. Anggaran itu sudah disetujui Komisi VI DPR RI. Suntikan itu sempat menuai kritik Ekonom, Faisal Basri yang menyentil Erick Thohir dan pemerintah karena suntikan diberikan di tengah negara butuh anggaran besar untuk menyelamatkan nyawa masyarakat dari pandemi covid-19. (B-003) ***