Banyak Capres PD Bakal Dipilih Rakyat? Ada “Celeng” Muncul Diluar Barisan “Banteng“

photo author
- Rabu, 13 Oktober 2021 | 13:15 WIB
Banyak Capres PD Bakal Dipilih Rakyat? Ada “Celeng” Muncul Diluar Barisan “Banteng“
Banyak Capres PD Bakal Dipilih Rakyat? Ada “Celeng” Muncul Diluar Barisan “Banteng“

BISNIS BANDUNG – Jelang Pemilu Pemilihan Presiden  tahun 2024 mendatang, akhir tahun 2021 ini sudah bermunculan spanduk bertebaran yang “menggadang-gadang” bakal Capres. Mereka seolah percaya diri (PD) bakal dipilih rakyat untuk menempati jabatan presiden.

Sekretaris Dewan Pembina DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menyebut, partainya telah memutuskan untuk mencalonkan Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Hal itu merupakan jawaban Raja saat ditanya wrtawan mengenai peluang PSI mengusung Gubernur Jawa Tengah sebagai calon presiden menyusul adanya kegaduhan di internal PDI-P ketika kader pendukung Ganjar disebut sebagai “celeng”.

 "Ini dinamika internal PDIP. Tidak etis saya komentari. Kata orang tua, sesama bus kota dilarang saling mendahului. Saat ini PSI sudah punya capres dan telah memutuskan bro Giring Ganesha sebagai capres PSI," ujar Raja, Selasa (12/10/2021).

Sebelumnya, Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto memunculkan istilah bukan banteng, tetapi “celeng” bagi kader PDI-P yang mendeklarasikan capres. ”Adagium di PDI-P itu, yang di luar barisan bukan banteng , namanya celeng. Jadi, apa pun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng,” ujar Bambang. Sebutan “celeng” bagi kader PDI-P pendukung Ganjar Pranowo merupakan tindakan yang tidak bijak dan mendiskreditkan kader sendiri. "Bahasa yang disampaikan ada DPC yang punya suara pendukung Ganjar kemudian dikatakan sebagai kader celeng, menurut saya ini sudah enggak tepat. Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, sebutan “celeng” bagi kader PDI-P pendukung Ganjar Pranowo merupakan tindakan yang tidak bijak dan mendiskreditkan kader sendiri.

 "Bahasa yang disampaikan ada DPC yang punya suara pendukung Ganjar kemudian dikatakan sebagai kader celeng, menurut saya ini sudah enggak tepat. Sangat tidak bijak dengan gaya bahasa yang saya pikir sudah memecah dan mendiskreditkan kader PDI-P sendiri," kata Pangi saat dihubungi  (12/10/2021). Dikemukakan  Pangi , perbedaan pendapat antara kader di akar rumput dan elite semestinya bukan masalah karena itu adalah sesuatu yang demokratis. Pangi menyebutkan, kondisi akan berbeda jika Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri telah menentukan nama kader PDI-P yang diusung sebagai calon presiden. selama belum ada keputusan DPP soal nama calon presiden, setiap kader PDI-P boleh bersuara untuk calon presiden yang mereka idolakan dan dukung. "Sekarang masih bebas, karenaa belum ada keputusan dan sangat dinamis, mengapa dibungkam suara grassroot kader PDI-P sendiri yang mereka punya hak untuk mengusung capres ideal mereka, enggak harus satu suara," ungkap Pangi Sangat tidak bijak dengan gaya bahasa yang saya pikir sudah memecah dan mendiskreditkan kader PDI-P sendiri," kata Pangi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/10/2021). Pangi mengatakan, perbedaan pendapat antara kader di akar rumput dan elite semestinya bukan masalah karena itu adalah sesuatu yang demokratis. Ia menyebutkan, kondisi akan berbeda jika Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri telah menentukan nama kader PDI-P yang diusung sebagai calon presiden. Menurut Pangi, selama belum ada keputusan DPP soal nama calon presiden, maka setiap kader PDI-P dapat bersuara untuk calon presiden yang mereka idolakan dan dukung. "Sekarang kan bebas saja belum ada keputusan dan sangat dinamis, mengapa dibungkam suara grassroot kader PDI-P sendiri yang mereka punya hak juga untuk mengusung capres ideal mereka, enggak harus satu suara," kata Pangi seraya menambahkan, adanya sebutan celeng dapat menciptakan blok atau poros yang cukup kuat di internal PDI-P antara faksi pendukung Puan Maharani dan faksi pendukung Ganjar. Pangi mengingatkan, hal ini sebagai merupakan alarm bagi PDI-P bahwa telah terjadi benturan di internal partai yang tidak dapat ditutup-tutupi. "Apalagi kerasnya benturan antara elite PDI-P dengan grassroot PDI-P yang mendukung Ganjar, sehingga ini sudah menganggu soliditas mesin PDI-P sendiri karena terpecah dalam soal dukungan capres," ujar Pangi.

Sementara itu pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai , sebutan “celeng” bagi kader-kader PDI Perjuangan yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden merupakan tindakan berlebihan. "Terlalu keras dan berlebihan jika kader-kader PDI-P yang deklarasi Ganjar disebut "celeng" atau "babi". Karena manusia itu mulia, jika disebut dengan nama binatang, itu bisa masuk kategori penghinaan," ujar Ujang yang dikutip Bisnis Bandung.com, Selasa (12/1/2021) dari laman Kompas.com. Dikemukakan Ujang , adanya kader yang telah berani menyampaikan aspirasi untuk mendukung Ganjar boleh jadi merupakan indikasi terdapat perpecahan di internal PDI-P. Oleh karena itu, PDI-P semestinya dapat merespons aspirasi-aspirasi itu dengan lebih terbuka demi menjaga demokrasi di internal partai serta perasaan kader agar tidak kecewa. (B-003) ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X