Bisnis Bandung, (BB) --- Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia - Provinsi Jawa Barat Yudi Hartanto SE., MM mengemukakan, Aprindo Jabar bersyukur bahwa atas kerja keras semua pihak memperlihatkan hasil yang baik dalam menekan angka penyebaran Covid-19 khususnya di Provinsi Jawa Barat.
Dengan pemberlakuan PPKM Level Jawa-Bali yang dijabarkan secara jelas dalam Instruksi Mendagri, toko ritel dapat beroperasi dengan jaminan keseragaman disemua daerah yang levelnya sama. Keseragaman aturan ini mempermudah pelaku usaha ritel untuk menjalankan operasional toko ritel. Salah satu aturan yang seragam adalah kewajiban penggunaan QR Code PeduliLindungi di toko ritel selain minimarket, ungkapnya kepada Bisnis Bandung (BB), di Bandung.
Sesuai aturan dalam Instruksi Mendagri mulai tanggal 14 September 2021 seluruh toko ritel selain minimarket sudah menyiapkan papan QR Code PeduliLindungi di pintu masuk toko, dan juga menyiapkan petugas untuk membantu konsumen jika ada kesulitan dalam penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk memindai QR Code saat memasuki area toko ritel.
Namun dalam pelaksanaan banyak sekali hambatan-hambatan yang menyulitkan masyarakat misalnya seringkali aplikasi PeduliLindungi mengalami gangguan, tingkat vaksinasi yang belum sesuai target, dan masih banyak warga yang belum memiliki telepon seluler atau smartphone yang terinstall aplikasi PeduliLindungi.
Kendala-kendala yang timbul secara langsung berimbas pada penurunan angka pengunjung yang rata-rata turun hingga 30% dari situasi sebelum pemberlakuan kewajiban scan QR Code PL. Hal ini tentu semakin memberatkan kinerja kuartal III yang lalu dan perkiraan kami dalam Quartal 3 ini akan tumbuh negatif sekitar -20% dibandingkan Quartal 2 dan Quartal 1.
Toko ritel berharap dengan kasus yang sudah sangat rendah, vaksinasi yang terus digenjot, dan ditambah sesi Nataru, pada kuartal IV 2021 ini kinerja usaha ritel akan meningkat kembali sehingga bisa menutup tahun 2021 lebih baik dibandingkan tahun lalu, pungkasnya kepada BB. (Dadan Firmansyah --- E-018)****
