Eri Mulyani : Kondisi Tertekan itu Melahirkan Jalan Keluar Instan Bahkan Brilian

photo author
- Selasa, 14 September 2021 | 15:17 WIB
Eri Mulyani : Kondisi Tertekan itu Melahirkan Jalan Keluar Instan Bahkan Brilian
Eri Mulyani : Kondisi Tertekan itu Melahirkan Jalan Keluar Instan Bahkan Brilian

Eri Mulyani, lahir di Cimahi pada tanggal 23 Februari. Anak dari pasangan Pandjang Abdul Rozak dan Suparti ini adalah pemilik/produsen kuliner "Ulen Legit Pada Suka"
Istri dari Machmud Mubarok ini menuturkan, pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai aspek kehidupan termasuk perekonomian  terpuruk. Tentu saja keadaan itu berimbas pada pemasukan keluarga. Namun, kondisi tertekan itu senantiasa melahirkan jalan keluar yang instan bahkan brilian. Muncullah ide untuk membuat jajanan atau camilan tradisional khas Sunda, yaitu ulen mulai Maret 2020. Mengapa ulen? Karena ulen adalah makanan langka yang  biasanya hanya muncul pada momen tertentu, yaitu Lebaran. Padahal, penggemar ulen itu banyak. Setidaknya orang Sunda yang berjumlah 43 juta itu kenal dengan ulen dan pernah mencicipi ulen. Proses pembuatannya yang masih tradisional membuat orang enggan, tak ada waktu dan tenaga untuk membuat ulen sendiri.
Pembuatan Ulen ini pun sebagai upaya menjaga warisan dari orangtua yang selalu membuat ulen setiap Lebaran.  Ilmunya tidak boleh hilang, tapi harus dilestarikan sebagai kearifan dan pengetahuan lokal. Agar bisa bersaing dengan produk jajanan dan makanan serupa ataupun jenis lain yang sudah lebih dahulu eksis, muncul ide baru sebagai bentuk inovasi dan pembeda , yaitu "Ulen Legit Imut Pada Suka". Ulen Legit Imut tak perlu dipotong-potong jika hendak disajikan. Bahkan tak perlu juga digoreng seperti kebiasaan urang Sunda. Bisa langsung dimakan dengan sajian sambal oncom khas Bandung dan serundeng yagn renyah. Legitnya tiada dua.
Eri Mulyani mengungkapkan, kemampuan dasar membuat ulen tentu didapat dari orangtua. Namun karena ingin menghadirkan cita rasa berbeda dengan ulen pada umumnya, "Ulen Legit Pada Suka" pun dibuat dengan resep berbeda yang didapat secara autodidak. Pemasaran pun dilakukan secara mandiri, dengan memanfaatkan media sosial. Untuk saat ini, pemasaran "Ulen Legit Pada Suka" masih fokus melalui status Whatsapp dan promosi di grup-grup WA. Sementara, promosi di IG atau FB masih belum maksimal karena keterbatasan SDM, ungkapnya kepada Bisnis Bandung (BB), di Bandung.
Bahan baku semua didapat dari dalam negeri. Bahan bakunya itu sendiri terdiri atas beras ketan pilihan, kelapa, oncom, bawang merah, bawang putih, bawang daun, cengek domba, kencur, kemangi, gula putih, dan garam, serta tanpa bahan pengawet. Untuk memproduksi ulen sebetulnya tidak ada keahlian khusus. Siapa pun bisa membuatnya. Namun, karena pembuatan ulen masih dibuat secara tradisional dengan cara ditumbuk yang memperlukan waktu dan tenaga yang cukup, hal itu yang membuat masyarakat enggan untuk membuat ulen. Untuk saat ini, produksi rata-rata dilakukan sekitar 7-8 jam.  Pelaksanaannya pun masih dikerjakan oleh 2-4 orang, dengan tambahan 1 orang pekerja harian. "menjawab pertanyaan apa saja keunggulan produk yang ibu produksi dibandingkan dengan produk sejenis yang beredar dipasaran? "Ulen Legit Pada Suka" lebih lembut, gurih, dan legit. Ulen ini sudah siap disantap, tidak perlu digoreng ataupun dibakar"
Ibu dari Nabila dan Namira ini mengklaim, untuk saat ini, "Ulen Legit Pada Suka" baru memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha) dan IUMK (Izin Usaha Mikro dan Kecil). Karena kategori makanan basah, "Ulen Legit Pada Suka" sebetulnya tidak memerlukan PIRT. Namun demikian, ke depan, akan memproses PIRT agar mendapat lebih kepercayaan dari konsumen, termasuk halal. Untuk saat ini, Ulen Legit Pada Suka masih dipasarkan berdasarkan sistem preorder, dengan produksi seminggu dua kali, yaitu Rabu dan Sabtu. Namun, di luar Rabu dan Sabtu, "Ulen Legit Pada Suka" tetap melayani pemesanan, dengan minimal pembelian 10 boks.
Dengan dua kali produksi setiap minggunya, rata-rata sebulan "Ulen Legit Pada Suka" diproduksi 200 boks (setiap produksi rata-rata 25 boks). Tren penjualan setiap bulannya tidak terlalu berbeda. Meski ada penurunan, tidak terlalu banyak.
"Ulen Legit Pada Suka" menyasar kalangan menengah atas. Dengan target pasar: ibu rumah tangga, karyawan, profesional, usia di atas 25 tahun, pencinta kuliner. Harga ulen regular Rp30.000/boks, sedangkan yang imut Rp35.000/boks. "Ulen Legit Pada Suka" dipasarkan di area Bandung Raya, Kota Cirebon, Jabodetabek, Solo, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Balikpapan, dan daerah lain yang terjangkau jasa layanan kurir yang menyediakan fasilitas sameday dan nextday. Selain itu, mulai dipasarkan di marketplace Shopee. Untuk di dalam ruangan, ulen bertahan 3 hari. Di Chiller 5-7 hari, sedangkan di freezer sebulan lebih. Untuk optimalisasi pemasaran yang dilakukan lebih intensif promo di WA dan medos, serta berencana mencari sdm yang khusus menangani pemasaran di medsos. Medsos yang digunakan yaitu WA, FB, dan IG, kata penganut moto hidup "Berbuatlah yang terbaik semampu yang kita bisa. Soal hasil, serahkan kepada Allah" itu. 
Persaingan produk biasanya dilihat dari harga jual. Karena konsumen biasanya lebih tertarik untuk membeli produk yang lebih murah. Kendala yang dihadapi dalam kaitan produksi dan pemasaran yakni kekurangan SDM dalam membantu produksi dan promosi di medsos. Ciri khas produknya lembut, gurih, dan legit. "Ulen Legit Imut Pada Suka" yang menjadi best seller, dikemas dalam bentuk kecil-kecil dan dibungkus dengan daun. Karena lembut dan legit, ulen ini bisa langsung disajikan dan dimakan, tanpa perlu digoreng ataku dibakar, pungkas penggemar Hitam itu kepada BB (Dadan Firmansyah --- E-018)***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X