Harga Emas Dunia Dipengaruhi Ketidakpastian Berakhirnya Pandemi COVID-19

photo author
- Senin, 23 Agustus 2021 | 15:34 WIB
Harga Emas Dunia Dipengaruhi Ketidakpastian Berakhirnya Pandemi COVID-19
Harga Emas Dunia Dipengaruhi Ketidakpastian Berakhirnya Pandemi COVID-19

Bisnis Bandung, (BB) --- Pengamat Perdagangan Internasional Universitas Widyatama, Denny Saputera S.E., M.M mengemukakan, berdasarkan data dari ANTAM trend pergerakan emas dari  2018 sampai kuartal I 2021 berfluktuasi. Perdagangan emas Indonesia tertinggi di tahun 2019 dengan total penjualan emas 34.016 kg dengan konversi ke troy ounce sebesar 1.093.693,80 penjualan tersebut naik 21,94% dari tahun 2018.

Data penuruan penjualan terasa tahun 2020 dengan penurunan 35,03% dari tahun 2019 dan I kuartal pertama 2021 penjualan emas berbanding dengan kuartal pertama 2020 mengalami peningkatan 31,22%

Trend positif dari 2018 ke 2019 akibat tumbuhnya tingkat permintaan emas serta pengembangan inovasi produk dan jangkauan pasar yang lebih luas. Trend negatif 2019 ke 2020 bukan disebabkan sepinya pasar dampak dari pandemi Covid 19 tapi oleh strategi perusahan produsen emas Indonsia. Tujuannya untuk lebih mengelola margin keuntungan emas dengan membatasi ekspor emas. Trend awal tahun 2021 yaitu kuartal pertama 2021 mengalami peningkatan (positif) 31,22% dari potensi kenaikan inflasi di Amerika (USA) . Hal itu justru membuat emas menjadi aset yang menarik sebagai bentuk lindung nilai. "Fluktuasi perdagangan emas di Indonesia karena tumbuhnya permintaan dan penawaran emas, adanya pembatasan ekspor emas, berfluktuasinya nilai tukar dolar Amerika," ungkapnya kepada Bisnis Bandung (BB), di Bandung.

Denny Saputera S.E., M.M mengatakan, sentimen volatilitas harga emas dipengaruhi oleh ketidakpastian berakhirnya pandemi COVID-19, selain itu isu second waive di Eropa yang memperkeruh ekuitas sehingga terdapat lonjakan permintaan emas sebagai asset safehaven (sebagai tempat berlindung yang aman). Trading emas sesungguhnya secara langsung ataupun tidak langsung akan mendorong masyarakat Indonesia mengubah budaya konsumtif menjadi budaya investasi seiring dengan upaya peningkatan volume trading melalui perluasan penjualan emas dari reseller lainnya. Segmen penjualan emas domestik sesuai dengan target penjualan emas tertentu didominasi oleh bank-bank Syariah dan Pegadaian.

Emas batangan dianggap sebagai bentuk investasi paling ideal dilakukan dalam kurun waktu lama karena harga jual emas batangan terbilang tinggi dan stabil, kemurnian emas batangan ini jauh lebih terjamin karena setiap pembelian disertai dengan sertifikat yang di dalamnya mencakup ukuran, berat, dan tingkat kadarnya.  Emas perhiasan juga akan dikenai sejumah biaya pembuatan yang dapat dibilang cukup besar. Jumlah biaya antara 15 – 20% dari harga emas saat itu. Tentu saja biaya pembuatan itu tidak akan dihitung pada saat menjualnya kembali.

"Penting sekali untuk mempertimbangkan dengan baik jenis perhiasan yang tak terlalu rumit, karena semakin rumit sebuah perhiasan akan semakin tinggi pula biaya pembuatannya. Jangan sampai nantinya pada saat harus bayar sejumlah biaya pembuatan yang mahal, sementara itu beberapa bulan kemudian menjualnya kembali dengan harga jauh lebih rendah dari harga beli emas perhiasan tersebut.”

Menurut sumber dari World Gold Council di Asia Tenggara Indonesia sampai kuartal 4 tahun 2020 memimpin di posisi teratas dalam berinvestasi (konsumi) emas 34,2 metrik ton. Indikatornya adalah emas disimpan sebagai investasi masa depan, konsumen  Indonesia juga masih menyimpan emas sebagai aset darurat yang bisa dijual sewaktu-waktu bila membutuhkan dana tunai. Di tengah ketidakpastian ekonomi emas dianggap investasi yang lebih aman dibandingkan pilihan investasi lainnya yang membuat para investor lebih tertarik untuk berinvestasi emas. Untuk posisi teratas di dunia,  China 463,1 metrik ton dan Amerika Serikat (USA) 138,2 metrik ton.

Emas ANTAM dengan kadar terpercaya, puritas tertinggi 99.99% memberi nilai yang tinggi bagi aset investasi. Untuk meningkatkan keakurasian pengujian / assaying, ANTAM secara berkala mengikuti Proficiency Test dan Proactive Monitoring Test yang diselenggarakan oleh LBMA (London Bullion Market Association) sehingga semua produk emas ANTAM memiliki ketepatan kadar sesuai dengan sertifikat yang dikeluarkan.

Menurut data dari World Gold Council produksi emas Indonesia sampai akhir tahun 2020 (kuartal 4) Indonesia berada pada posisi ke -10 sebagai negara penghasil emas terbesar di dunia yaitu 100,9 ton. Secara urutan China di posisi pertama dengan 368,3 ton, posisi ke- 2 Rusia 331,1 ton dan di posisi ke-tiga Australia 327,8 ton. Sampat saat ini untuk memenuhi permintaan emas yang cukup besar di pasar domestik Indonesia masih di bantu oleh impor dari negara luar seperti Singapura, Hongkong, Australia, Jepang. dan Swiss

Indonesia memiliki pangsa pasar mencapai 4 persen di kancah global. Beberapa negara penerima ekspor emas dan perhiasan dari Indonesia yaitu Amerika Serikat (USA), Swiss, Singapura, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab (UEA). Dari total ekspor produk emas dan perhiasan nasional, negara-negara tersebut mendominasi hingga 93,02 persen. Trend impor emas terus berubah seiring meningkatnya kebutuhan, pasar, dan permintaan emas. Keberadaan negara-negara pengimpor emas dan perhiasan dari Indonesia dapat menjadi peluang bagi industri emas dan perhiasan dalam negeri untuk memperluas pasarnya di ranah global. Menurut data dari World Gold Council Pesaing utama Indonesia dalam perdagangan emas sampai kuartal pertama 2021 yaitu Hong Kong, Singapura, Australia, Jepang, dan Korea Selatan, pungkasnya kepada BB.  (Dadan Firmansyah --- E-018)****

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X