BISNIS BANDUNG - Sentimen negatif adanya beberapa kekhawatiran yang berimbas pada perekonomian membayangi pergerakan pasar keuangan.
"Pasar khawatir dengan pelonggaran karantina wilayah di beberapa negara akan menimbulkan kasus Corona gelombang kedua," ungkap Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (4/05/2020). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pagi ini terkoreksi mendekati Rp15.000 per dolar AS dibayangi sentimen negatif global. Pada pukul 9.39 WIB, rupiah melemah 113 poin atau 0,76 persen menjadi Rp14.995 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.882 per dolar AS. Pasar juga mengkhawatirkan ketegangan hubungan antara AS dan Tiongkok belakangan ini, karena provokasi AS akan memicu perang dagang lagi antar kedua negara.
Pasar juga mengantisipasi buruknya data-data ekonomi di AS dan di negara-negara pandemi lainnya yang akan dirilis pekan ini, seperti data tenaga kerja, data indeks aktivitas sektor jasa dan manufaktur, neraca perdagangan, dan data lainnya. "Rupiah mungkin bisa melemah mengikuti sentimen negatif tersebut," kata Ariston. Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan berpotensi tertekan menuju level Rp15.000 per dolar AS dan level dukungan di Rp14.800 per dolar AS. Pada akhir pekan lalu (30/4), rupiah ditutup menguat signifikan 413 poin atau 2,7 persen menjadi Rp14.882 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.295 per dolar AS.(B-002)***