Pandemi Corona Hancurkan Komoditi Ekspor Mangga Gincu

photo author
- Rabu, 22 April 2020 | 17:45 WIB
Pandemi Corona  Hancurkan Komoditi  Ekspor Mangga Gincu
Pandemi Corona Hancurkan Komoditi Ekspor Mangga Gincu

BISNIS BANDUNG- Pandemi wabah virus corona mengganggu pula  bidang bercocok tanam, sehingga membuat petani menjerit.  Ini sangat dirasaakan   para petani  mangga gedong gincu di beberapa tempat  Kabupaten Sumedang. Ketua Asosiasi Petani Mangga Kabupaten Sumedang,  Inta Suminta kepada Bisnis Bandung, pekan ini mengungkapkan  ekspor mangga  negara Asia dan Eropa menjadi  berantakan.

Bahkan, pasar buah sebagai tempat petani memasarkan hasil panennya di Cibitung Kabupaten Bekasi  sudah santer dikabarkan bakal ditutup. "Pemasaran mangga gedong gincu saat ini hancur. Berdasarkan laporan petani sayur yang baru pulang, Pasar Buah Cibitung Kabupaten Bekasi rencananya akan ditutup.  Maka, komoditas  ekspor mangga gedong gincu terancam gulung tikar," ujar Inta.

Diakuinya, ia  mempunyai mitra yang  merupakan pangsa pasar di  negara negara Eropa.  Kabar tidak menyenangkan,  setelah  Eropa terpapar  wabah pandemi  Covid-19, semua ekspor dihentikan.

Dijelaskan, para eksportir baru merencanakan kembali mengekspor buah buahan setelah wabah virus corona selesai. Diharapkan   ekspor buah buahan itu  bisa bangkit lagi September 2020. "Awalnya cuma ekspor ke Cina yang ditutup, ternyata  sekarang pangsa pasar ke Eropa  juga disetop. Kendati demikian, ada kabar  untuk Cina dan Rusia sudah  kembali dibuka," jelasnya. Selain ekspor mangga  yang dihentikan juga meluas pada hampir seluruh jenis buah dan sayuran. "Sebenarnya negara Rusia, pada Jumat pekan lalu minta sample mangga lagi. Tapi belum ada yang panen. Selain itu, eksportir juga terkendala karena kesulitan pesawat. Sementara, lewat laut kelamaan dan bisa busuk di jalan," terangnya. Terkait pasar lokal, Inta menjelaskan, jika pasar di Jabodetabek ditutup, pihaknya paling menjual di Pasar Jatibarang atau pasar lokal lainnya. Namun, kapasitasnya sangat kecil. "Bisnis pertanian itu urusan perut,  jika pemerintah menyetop  impor, maka harga dari petani nasional akan bagus. Kendalanya, perekonomian masyarakat  terpuruk yang berimbas ke petani,” ucapnya.(E-010)***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X