BISNIS BANDUNG- Pandemi wabah virus corona mengganggu pula bidang bercocok tanam, sehingga membuat petani menjerit. Ini sangat dirasaakan para petani mangga gedong gincu di beberapa tempat Kabupaten Sumedang. Ketua Asosiasi Petani Mangga Kabupaten Sumedang, Inta Suminta kepada Bisnis Bandung, pekan ini mengungkapkan ekspor mangga negara Asia dan Eropa menjadi berantakan.
Bahkan, pasar buah sebagai tempat petani memasarkan hasil panennya di Cibitung Kabupaten Bekasi sudah santer dikabarkan bakal ditutup. "Pemasaran mangga gedong gincu saat ini hancur. Berdasarkan laporan petani sayur yang baru pulang, Pasar Buah Cibitung Kabupaten Bekasi rencananya akan ditutup. Maka, komoditas ekspor mangga gedong gincu terancam gulung tikar," ujar Inta.
Diakuinya, ia mempunyai mitra yang merupakan pangsa pasar di negara negara Eropa. Kabar tidak menyenangkan, setelah Eropa terpapar wabah pandemi Covid-19, semua ekspor dihentikan.Dijelaskan, para eksportir baru merencanakan kembali mengekspor buah buahan setelah wabah virus corona selesai. Diharapkan ekspor buah buahan itu bisa bangkit lagi September 2020. "Awalnya cuma ekspor ke Cina yang ditutup, ternyata sekarang pangsa pasar ke Eropa juga disetop. Kendati demikian, ada kabar untuk Cina dan Rusia sudah kembali dibuka," jelasnya. Selain ekspor mangga yang dihentikan juga meluas pada hampir seluruh jenis buah dan sayuran. "Sebenarnya negara Rusia, pada Jumat pekan lalu minta sample mangga lagi. Tapi belum ada yang panen. Selain itu, eksportir juga terkendala karena kesulitan pesawat. Sementara, lewat laut kelamaan dan bisa busuk di jalan," terangnya. Terkait pasar lokal, Inta menjelaskan, jika pasar di Jabodetabek ditutup, pihaknya paling menjual di Pasar Jatibarang atau pasar lokal lainnya. Namun, kapasitasnya sangat kecil. "Bisnis pertanian itu urusan perut, jika pemerintah menyetop impor, maka harga dari petani nasional akan bagus. Kendalanya, perekonomian masyarakat terpuruk yang berimbas ke petani,” ucapnya.(E-010)***