BISNIS BANDUNG - Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jabar, Pranyata Tangguh Waskita mengimbau dewan kemakmuran masjid (DKM) atau panitia penyembelihan hewan kurban memerhatikan tata cara penyembelihan pada momen Idul Adha 1440 H. Tujuannya, agar daging kurban yang akan dibagikannya rasanya enak, dan tidak alot.
“Saat melakukan penyembelihan, sebaiknya yang belum disembelih, tidak berada di lokasi penyembelihan. Kalau tempatnya tidak memungkinkan, lokasi penyembelihan bisa ditutup tirai,” katanya dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Jl Diponegoro, Bandung, Kamis (1 Agustus 2019).
Berdasarkan pengamatannya masih banyak yang belum memperhatikan tata cara menyembelih yang baik dan benar. Kalau hal tersebut dipatuhi, hewan yang belum disembelih tidak menyaksikan hewan lainnya dikurbankan, yakinlah daging kurban yang nanti akan dibagikan kepada masyarakat dagingnya akan terasa lezat.
Menurut Pranyata, itu terjadi karena hewan juga memiliki insting kesakitan, hewan kurban yang disembelih dalam keadaan stres akan mengalami gangguan, yakni darah yang keluar akan tertahan, sehingga berdampak ada kualitas daging.
“Kualitas dagingnya tidak akan baik, sehingga bisa mempercepat pertumbuhan bakteri,” jelasnya.
Pranyata mengatakan untuk menekan pertumbuhan bakteri dalam daging, panitia penyembelihan dan DKM juga harus memisahkan daging dan jeroan. Mengingat jeroan utamanya usus merupakan media pengantar bakteri.
“Jeroan terutama usus adalah media pengantar bakteri. Kalau jeroan digabungkan dengan daging, maka daging bisa kena dampaknya, daging mudah rusak. Bakteri dalam daging jadi mudah tumbuh dan berkembang biak,” ungkap dia.
Untuk menjamin kesehatan hewan kurban pada hari raya Idul Adha 1440, Pranyata mengatakan tim DKPP akan mengerahkan sedikitnya 370 dokter hewan untuk memantau pelaksanaan penyembelihan hewan kurban.
Tim akan bekerja melakukan pemeriksaan antemortem dan posmortem pada hewan kurban akan disembelih maupun belum disembelih.
“Pemeriksaan antemortem untuk memastikan kondisi hewan sehat dan memenuhi syarat, mulai dari bulu, temperatur badan, kotoran, dan performanya,” sebutnya.
Sedangkan dalam pemeriksaan postmortem, lanjut Pranyata, ratusan dokter hewan tersebut akan memeriksa hewan kurban setelah disembelih. Mereka akan memberikan pemahaman kepada panitia penyembelihan hewan kurban terkait daging yang layak dimakan dan tidak.
“Nanti dilihat mana yang ada perubahan. Kalau ada organ yang tidak layak dimakan, disingkirkan,” katanya.(B-002)***