BISNIS BANDUNG - Bupati dan Wakil Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir dan Erwan Setiawan beserta para Kepala SKPD, Camat ramai-ramai berbelanja di pasar di tiga tempat berbeda, sebagai salah satu upaya mempromosikan pasar tradisional agar lebih banyak dikunjungi pembeli.
Tiga pasar yang dikunjungi Bupati bersama jajarannya, Minggu (6/1/19) adalah pasar di Jalan Sebelas April, Pasar Sandang, Pasar Inpres dan lapak pedagang Haji Oo di Jalan Panyingkiran.
Diakui Bupati, masalah relokasi pasar menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang untuk menjadikan pasar sebagai magnet bagi para pembeli. Rombongan Bupati blusukan ke pasar berbaur dengan pembeli dan pedagang sambil mendengarkan keluhan pedagang selama berjualan, baik di lokasi pasar yang sudah lama dibangun maupun yang baru dibangun.
Anggota rombongan, termasuk Bupati dan Wakil Bupati tampak membeli sayuran, ikan, bumbu masak, pakaian hingga makanan. "Saya yakin, seiring waktu pasar tradisional akan banyak dikunjungi pembeli aneka kebutuhan. Sebab itu pmerintah berkewajiban untuk menjadikan pasar agar berkembang," ujar Bupati Sumedang Dony kepada wartawan disela sela blusukannya ke pasar lama.
Menurut Dony, dirinya sudah membuat instruksi kepada seluruh SKPD, Camat dan aparatur lainnya agar berbelanja ke pasar tradisional atau pasar tempat relokasi. Kemudian agar ada kegiatan yang diselenggarakan di kawasan pasar, terutama di Pasar Sandang. Menyediakan door prize atau hadiah setiap tiga bulan sekali untuk menarik minat pembeli, berupa voucher umroh, motor, sepeda dan barang elektronik.
Mengenai relokasi pasar, dijelaskan Dony, pertimbangan relokasi pasar didasari atas pelanggaran Perda K3 seperti berjualan di marka jalan, melanggar ketertiban lalu lintas, jalur angkutan umum terhalang sampai keluhan masyarakat pemilik rumah dan toko maupun pejalan kaki.
"Hal itu perlu dipahami oleh pedagang, karena yang sudah taat pada aturan dengan berdagang di dalam pasar, akan merasa diperlakukan tidak adil. Sementara pelanggar aturan yang berjualan di trotoar dan jalan dibiarkan,"ungkap Bupati seraya menmabahkan, bahwa upaya relokasi itu belum membuahkan hasil yang maksimal karena pedagang yang direlokasi ke lantai II Pusat Perbelanjaan Kabupaten Sumedang (PPKS) mengeluhkan sepi pembeli dan menurunnya penghasilan. Menanggapi keluhan pedagang yang direlokasi, menurut Bupati, kondisi sepi pembeli pelahan-lahan akan sirna setelah banyak diketahui masyarakat yang membutuhkan aneka kebutuhan tersedia di pasar relokasi.
Tini, penjual sayuran yang semula berjualan di Jalan Tampomas mengaku, setelah direlokasi dirinya harus rela rugi karena beberapa sayuran tidak laku, banyak pembeli lebih memilih pasar Inpres untuk membeli sayuran.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan (Diskopindag), Dadang Sukma mengatakan, semua keluhan pedagang akan dipertimbangkan Bupati pihak terkait. Terutama masalah usulan penutupan akses dari pasar semi modern menuju pada Inpres yang menjadi faktor utama sepinya pasar di lantai II PPKS.
"Usulan itu karena ada kekhawatiran pembeli tidak naik ke atas. Akses ke pasar Inpres bisa dialihkan ke Jalan Sebelas April dan Jalan Sofyan Iskandar," ujar Dadang menjelaskan. Namun demikian Dadang berharap, usulan pedagang mengenai penurupan jalan dari pasar semi modern menuju pada Inpres tidak mencuatkan masalah baru. Kini pihaknya sedang melakukan sosialisasi dengan pihak pasar Inpres.
Sementara Nandang Suherman, pengamat kebijakan publik mengatakan, Pemkab Sumedang kurang begitu memberikan perlindungan kepada para pedagang yang direlokasi. "Mestinya dibuat rekayasa untuk pergerakan orang agar diarahkan ke pasar sandang. Lokasi tempat berjualan gampang diakses g. Pemkab harus memahami mekanisme pasar tidak bisa di intervensi, karena disini berlaku hukum pasar," ujar Nandang, Senin (07/01/2019). (E010) ***