Agar Turis Tidak Hanya Lewat

photo author
- Minggu, 17 Desember 2017 | 08:45 WIB
opini anda
opini anda

MUSIBAH meletusnya Gunung Agung, merupakan musibah juga bagi dunia kepariwisataan Indonesia. Banyak turis mancanegara yang membatalkan kunjungannya ke Pulau Bali. Bayak rencana perjalanan wisata mereka yang beralih ke luar Bali. Beruntung kalau mereka memilih tempat lain di Indonesia, yang terjadi justru banyak turis yang memilih negara lain sebagai tujuan wisatanya. Benar, masih banyak turis asing yang tidak terpengaruh letusan Gunung Agung. Mereka tetap datang ke Bali bahkan turut ”menikmati keindahan” gumpalan magma dan awan yang disemburkan gunung terbesar di Bali itu.

Tidak dapat dimungkiri turis domestik juga banyak yang urung pergi ke Bali. Sayang kalau mereka dibiarkan berlalu begitu saja. Terkendalanya Bali sebagai tujuan wisata seyogianya dimanfaatkan destinasi wisata lain di Indonesia. Para  turis itu diupayakan memilih tempat lain di Indonesia, jangan sampai megurungkan niatnya ke Bali karena mereka tidak tahu banyak destinasi wisata menarik di luar Bali.

Menurut pihak Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Yogyakarta, sebagaimana dimuat KOMPAS (13/12) perjalanan para truris, baik domestik maupun asing banyak yang memilih tinggal lebih lama di Yogyakarta dan berkunmjung ke tempat wisata di sekitarnya. Semarang dan Solo di Jateng menjadi salah satu persinggahan para turis mancanegara. Begitu pula Banywuangi dan Malang di Jatim sudah mulai jadi pilihan mereka akibat batal ke Bali.

Secara umum, para turis Eropa, terutama Belanda, sejak lama biasa melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bogor lalu ke Bandung, baru kemudian ke Yogya dan seterusnya. Artinya Jawa Barat hanya menjadi perlintasan para turis asing. Tujuan utamanya Yogya kemudian Bali. Sekarang dengan terjadinya musibah Gunung Agung, para turis dengan tujuan Bali, memilih memperpanjang kunjungannya di Yogyakarta. Dari satu malam ke dua malam, berlanjut ke tempat lain di Jateng dan Jatim.

Pembatalan kunjungan ke Bali, merupakan peluang bagi Jawa Barat ”mencegat” para turis asing  agar singgah lebih lama di Jawa Barat. Mereka dapat menikmati destinasi wisata yang tidak kalah menariknya dibanding tempat lain. Sejak musibah Gunung Agung mulai terjadi, para pemangku kepentingan kepariwisataan Jabar harus sudah bergerak melakukan promosi yang jauh lebih gencar dan  terarah. Cukup banyak turis Eropa, terutama Belanda dan Jerman yang merasa terpanggil, berkunjung ke Jabar, terutama Bogor dan Bandung. Mereka memiliki keterikatan sejarah dengan Jabar. Mereka ingin menelusuri tempat-tempat di Jabar yang pernah menjadi tempat bermukim para orangtua atau leluhur mereka.Begitupula paraturis asal China. Banyak di antaranya yang ingin berziarah ke tempat-tempat yang pernah disinggahi leluhurnya, seperti Cirebon, Bekasi, dan tempat lain.

Promosi pariwisata tidak dapat dilakukan dengan cara-cara yang tidak etis, misalnya membohongi calon turis. Kita harus menawarkan sesuatu yang memang sudah tersedia dan dipastikan pembeli akan puas. Jawa Barat memiliki destinasi wisata yang sangat banyak dan beragam, tetapi masih banyak tujuan wisata yang belum siap menerima kunjungan wisatawan. Infrastruktur, termasuk alat trasportasi masih belum memadai.

Para turis yang hendak ke selatan Jabar setelah singgah di Bandung, harus menempuh perjalaan yang kurang nyaman, Jalannya sempit berkelok-kelok, mengandung risiko kecelakaan di perjalanan. Belum lagi persiapan di destinasi, baik perhotelan maupun kebutuhan lainnya, termasuk SDM setempat. Banyak penduduk yang tidak siap menjadi tuan rumah yang menyenangkan bagi para turis. Mereka kurang capak berbahasa Inggris dan  tidak begitu tahu keiniginan para wisatawan. Semuanya membuituhkan pendidikan dan pendampingan. Kecuali Pangandaran, yang mulai siap menjadi destinasi andalan Jabar. Namun jangkauan dari Bandung masih terlalu jauh dan daerah itu sering dilanda banjir. Kereta api Banjar-Cijulang yang diprediski akan menjadi ikon transportasi paling menarik, sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan direvitalisasi.

Infrastruktur menuju dan di daerah wisata merupakan penunjang yang sangat penting. Daerah wisata justru akan tumbuh apabila infrastruktur sudah tertata dengan baik.Bagaimanapun, batalnya para turis berkunjung ke Bali, merupakan momentum bagi Jabar untuk mempromosikann destinasi yang ada. Banyak destinasi wisata yang sudah benar-benar siap, misalnya Bogor, Puncak, Sukabumi, Bandung, Garut, Cirebon, Kuningan, Subang, dan Purwakarta.  Itu saja dulu yang dijual agar para turis tidak sekadar lewat di Jabar menuju Jateng dan Jatim.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X