Kebun Teh Ciater Jadi Objek Menikmati Matahari Terbit

photo author
- Selasa, 28 November 2017 | 08:45 WIB
subang,+jabar+1,+ciater
subang,+jabar+1,+ciater

Kebun teh Ciater merupakan sebuah kawasan sangat dikenal oleh para pelancong yang melakukan rekreasi di kawasan Subang dan sekitarnya.Kawasan kebun teh Ciater berada di tepi Jalan Raya Bandung – Subang yang dibuka ahun 1934 pada zaman Belanda, namun mulai beroperasi pada tahun 1937.

Sejarah perkebunan teh Ciater cukup panjang karena berulang kali berganti pengelola. Saat ini perkebunan teh Ciater seluas 3.000 hektar dikelola oleh PTPN VIII. Selain di Ciater, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga mengelola 23 perkebunan teh lainnya dengan total lahan seluas 25.905,3 ha.

Pada tahun 1990 dibangun pabrik dengan kapasitas pengolahan teh antara 60-70 ton/hari dibangun di atas tanah seluas 20.000 m2 pada ketinggian ± 1050 mtr dpl dan suhu rata-rata 18 -25°C. Lahan kebun teh di Indonesia umumnya berada pada ketinggian antara 400 hingga 1200 meter dpl.

Kebun teh Ciater sangat populer sebagai salah satu destinasi wisata alam di Subang,banyak aktivitas yang bisa dilakukan oleh pelancong saat mengujungi kawasan ini. Salah satu aktivitas yang bisa kita lakukan ialah menikmati matahari terbit di upuk timur. Untuk hal ini, kita harus menginap di kawasan Ciater, kita bisa memilih penginapan dengan harga terjangkau.Biasanya para pelancong berangkat pada dini hari atau bisa juga berangkat sekitar jam 3 pagi.

Selanjutnya kita memilih spot untuk menikmati matahari terbit di seputaran kebun teh, karena cukup banyak spot yang bisa dijadikan tempat menikmati matahari terbit. Bila bosan menunggu kita bisa menunggu di beberapa warung penjual makanan dan minuman, menjelang matahari terbit baru kita pasang kamera atau telepon genggam untuk mengabadikan keindahan alam ini. Fenomena matahari terbit di atas hamparan perkebunan teh sangat luar biasa,panoramanya sangat cantik memesona.

Selepas menikmati matahari terbit ada lagi aktivitas lainnya yang bisa kita lakukan, yaitu me­ngunjungi pabrik teh.Biasanya harus ada pemberitahuan ke pihak pabrik sebelum melakukan kunjungan. Para petugas akan dengan senang hati menjelaskan kepada para pelancong mengenai proses produksi pembuatan teh hingga siap di konsumsi. Proses produksi dimulai dengan pelayuan. Daun teh segar yang telah dipetik dilayukan dengan pemanasan agar kadar air yang terkandung berkurang 65-70 %. Pemanasan dilakukan dengan mengalirkan udara panas (bisa juga dijemur). Hal ini dilakukan agar daun teh dapat digiling dengan baik.

Penggilingan. Daun teh yang telah dilayukan masuk pada tahap penggilingan. Pada tahap ini, daun teh digiling untuk memecah sel-sel daun. Pemecahan daun teh disesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan pasar. Daun teh ada yang digiling kasar dan ada yang digiling sampai menjadi serbuk.

Pengayakan. Di sini dilakukan pemisahan bagian yang halus (bubuk) dan bagian yang kasar sehingga diperoleh bubuk yang seragam, supaya hasil fermentasi sempurna dan pengeringan merata Fermentasi. Tahap ini untuk memperoleh aroma, rasa dan warna pada air seduhan , seperti yang dikehendaki.

Pengeringan. Pasca fermentasi dilakukan pe­ngeringan dengan mesin agar suhu yang dihasilkan stabil dan menghasilkan kualitas teh yang baik. Pengeringan dilakukan dengan suhu sekitar 90-120°C kurang lebih selama 20 menit sampai kadar air dalam daun teh mencapai 2-3 %. Pada proses ini sekaligus juga mematikan kuman, mengingat daun teh yang diolah tidak melewati proses pencucian.

Sortasi. Tahap ini untuk klasifikasi jenis dan mutu teh kering. Dilakukan pembersihan teh ke­ring dari potongan serat dan batang, memisahkan mutu teh sesuai ukuran yang dikehendaki pasar, apakah akan dijadikan teh celup, teh saring, teh seduh, dsb. Sebanyak 90 % produksi kebun teh Ciater di- ekspor ke mancanegara,dan 10 % untuk konsumsi dalam negeri. (E-001)***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X