APAKAH Anda menemukan pada peta daring Anda yang menunjukkan lokasi Gunung Puntang? Benar, Gunpun merupakan kawasan perbukitan ke arah tenggara Kota Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Tidak terlalu sulit, dari Jalan Raya Banjaran – Pangalengan, ada penunjuk arah ke kiri, masuk jalan desa. Di ujung jalan itulah Gunung Puntang itu berada. Kawasan itu merupakan daerah kunjungan wisata. Banyak orang luar Bandung yang sengaja datang ke Gunung Puntang untuk menikmati suasana pegunugan. Para pelancong juiga dapat berjalan mengarungi sungai berbatu-batu dengan air sangat jernih dan mengalir deras.
Daerah wisata itu sudah terkenal sejak zaman Belanda bahkan kata orang, Bupati Bandung, Wiranatakusumah, pernah mendirikan vila di daerah itu. Ternyata pada era daring sekarang ini, nama Gunung Puntang tiba-tiba saja mendunia. Orang-orang di Amerika Serikat dan Eropa, mengenal Gunung Puntang karena kopinya. Kopi gunung puntang dinobatkan sebagai kopi nomotr satu di dunia. Gelar itu ditsematkan pada ajang Speciality Coffee Association of America di Atlanta tahun 2016.
Orang Kabupaten Bandung patut bebangga memiliki dua jenis kopi yang sangat terkebnal di dunia yakni kopi luwak dari Ciwidey dan kopi gunung puntang dari Desa Sukamulya Kecamatan Banjaran. Permintaan akankopi ginung puntang terus menanjak swehingga para petani kopi di Bandung Selatan itu kewalahan. Panen kopi tahun ini menghasilkan 50 ton layak giling. Jumlah itu masih sangat kecil dibanding permintaan padahal harga kopi gunmung puntang terus naik. Sekarang harganya mencapai Rp 12.000 perkilopgram, naik dari Rp 8.000/kg tahun lalu. Namun harga bagi pecandu kopi tidak terlalu menjadi masalah.
Petani penanam kopi di Gunung Puntang ada 150 orang denganluas areal tanaman 400 hektar. Kawasan yang berada pada ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, merupakan daerah sangat ideal bagi tanaman kopi. Keadaan alamnya masih terjaga. Kopi arabika yang ditanam para petani di sana, memiliki kualitas prima. Kondisi alam yang sangat ideal itu seyogianya tetap dijaga.
Para petani, juga pemerintah, tidak lantas mengekspoitasi secara emosional dan ambisius kopi gunung puntang menjadi komoditas yang menghasilkan dolar sangat banyak. Pemerintah dan para petani justru harus mampu menjaga kualitas benih, pemeliharaan tanaman, dan pengelolaan kopi pasca-panen. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan tetapi harus tetap berhati-hati sehingga tidak mengalami over-produksi. Biarkan tetap sedikit tetapi berkualitas prima dan dicari orang.
Kita tidak ingin kopi gunung puntang menjadi produk masal yang kualitasnya terus menurun. Kita juga harus menjaga, nama kopi gunung puntang tidak digunakan secara sembarangan untuk komersialisasi. Jangan sampai beredar produk berlabel kopi gunung puntang padahal kopi abal-abal. Hal itu sering terjadi dalam dunia perdagangan bebas. Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pertanian dan Perdagangan justru turut serta bersama para petani Sukamulya memelihara kualitas kopi gunung puntang. Tata niaga yang dilakukan pemerintah seoyogianya dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.
Lindungilah kopi gunung puntang dari berbagai ancaman terutama ancaman peniruan. Bila perlu tanaman kopi gunung puntang di Sukamulya menjadi tanaman konservasi. Tidak sembarang orang bisa masuk ke kebun kopi milik para petani di kawasan itu. Hendaknya dipikirkan ulang, maksud membuka Sukamulya menjadi daerah pariwisata kopi. Kita tahu, para wisatawan seringkali membawa masalah bagi kelestarian lingkungan hidup. Biarkanlah patra turis menikmati kopi gunung puntang di luar pagar kebun kopi para petani. Jangan sampai para turis masuk kebuin kopi membawa virus atau hama tanaman.
Berilah masyarakat pengertian bahwa kopi gunung puntang hanya akan tumbuh dengan baik di daerah Desa Sukamluya Gunung Puntang. Hal itu patut dilakukan agar tidak terjadi over produksi dan penurunan kualitas kopi gunung puntang. Sekali saja ada kopi yang berlabel gunung puntang tetapi berkualitas rendah, kepercayaan dunia akan hilang.
Mungkin kita masih ingat bagaimana cengkeh Indonesia jatuh di pasar domestik dan pasar global karena over produksi dan penurunan kualitas. Karena harganya tinggi, semua orang menanam cengkeh padahal kondisi alam yang paling tepat untuk tanaman cengkeh hanya di Maluku.
Di daerah lain juga cenghkeh dapat tumbuh subur tetapi kualitas bunga, daun, dan buahnya belum tentu setara kualitas cengkeh Maluku. Biarkanlah ubi Cilembu tumbuh dengan kualitas prima hanya di Cilembu. Orang yang ingin makan ubi Cilembu membelinya dari Cilembu, tidak usah membawa bibitnya dan menanamnya di tempat lain. Kualitasnya akan berberda. ***