nasional

Said Didu:  Besarnya Utang  Indonesia Berat Dihadapi Kementerian Keuangan

Jumat, 9 Juli 2021 | 09:46 WIB
Didu

BISNIS BANDUNG - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu menyoroti jumlah utang yang dimiliki Indonesia. Ia memahami betapa beratnya apa yang dihadapi Kementerian yang dipimpin Sri Mulyani Indrawati saat ini.

Sebelumnya, Indonesia kembali mendapat pinjaman dari Bank Dunia sebesar 500 juta dolar AS atau sekira Rp7,19 triliun .

Pemberian dana tersebut dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan Covid-19 di Indonesia, yang salah satunya terkait penyaluran vaksin secara aman dan efektif.

Selain dari Bank Dunia, pemerintah Indonesia juga mendapatkan bantuan lain dari mitra pembangunan internasional.

Melalui unggahan di akun media sosial pribadinya pada Rabu, 7 Juli 2021, Said  menyampaikan pesan kepada Kementerian Keuangan. Dirinya memahami betapa beratnya apa yang dihadapi Kementerian Keuangan yang dipimpin Sri Mulyani Indrawati.

Apalagi, saat ini pendapatan rata-rata dari pajak dan non pajak hanya sekitar Rp130 triliun per- bulan.  Selain itu Said Didu mengaku, sangat  sedih melihat perkembangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan BUMN mengalami masalah di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Di antaranya , seperti Garuda Indonesia yang menghadapi krisis keuangan dengan total utang jatuh tempo hingga Mei 2021 mencapai Rp70 triliun.

Selain itu, PT Waskita Karya Tbk per- akhir 2020 juga memiliki utang jangka pendek Rp43 triliun, dengan Rp17,86 triliun merupakan utang bank jangka pendek dan Rp1,22 triliun utang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam setahun.

Permasalahan BUMN yang tidak kalah menyita perhatian adalah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan permasalahan aset dan pengelolaan produknya.

Melihat berbagai permasalahan di BUMN, Said Didu mengaku sedih melihat perkembangan Kementerian yang pernah ditempatinya .

Mantan Sekretaris Kementerian (Sesmen) BUMN periode 2005-2010 itu  juga menyoroti permasalahan yang terjadi di Kementerian BUMN. Hal itu disampaikan saat Said Didu hadir pada  acara ‘Saatnya Perempuan Bicara’ yang diunggah di Youtube pada Minggu, (4/7/21) lalu.

“Terus terang saya sedih melihat perkembangan BUMN, karena pasti semua mengikuti,” ucapnya,  Senin, ( 5/7/021) Berbagai BUMN yang dimiliki Indonesia menghadapi dua permasalahan antara utang atau rugi.

“Kalau bukan rugi, banyak ya utang. Itu yang terjadi,”ungkapnya. Said Didu juga membahas  komentar warganet di media sosial yang menyoroti pemecatannya dari BUMN. “Tapi saya dulu , ya pasti dengar yang keluar di Twitter terus, Said Didu dipecat gitu kan,” ujarnya.

Diungkapkan, bahwa sejak masih di dalam BUMN, dia  kerap memprotes berbagai rencana yang akan dilaksanakan.  “Saya sejak di dalam juga selalu protes, saya protes itu di antaranya ada kontraktor yang menurut saya sudah terlalu lama dan orang dekat kekuasaan,” tuturnya menjelaskan. (B-003) ***

Tags

Terkini