BISNIS BANDUNG - Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Kabupaten Sumedang menghadapi sejumlah kendala . Hal itu diakui Direktur Bumdes Bersama Kecamatan Buahdua, Djoko Lubono .
Djoko menyebutkan, berdasar hasil pengamatan dan survei yang dilakukan pihaknya ,kendala dalam pengembangan Bumdes di antaranya karena kurangnya sosialisasi dan keterlibatan pemerintah pusat maupun daerah dan desa dalam mendorong tumbuh kembangnya Bumdes di wilayah , khususnya di perdesaan. "Dalam hal ini Bumdes dibiarkan jalan sendiri, tidak ada pihak yang mendampingi dan mengarahkannya," ujar Djoko.
Selain itu , lanjut Djoko , juga banyak pengurus Bumdes yang kurang paham dengan tupoksi dalam menjalankan tugasnya.
"Mereka bekerja tetapi belum mengerti apa yang harus dikerjakan,jadi taunya hanya nama Bumdes belaka,sedangkan peruntukan dan kegunaannya untuk apa serta seperti apa,mereka tidak paham" ungkap Djoko kepada BB yang mewawancarainya, baru-baru ini.
Djoko menuturkan, ada beberapa langkah langkah yang harus diambil oleh pengurus Bumdes ataupun pemerintah untuk mengembangkan Bumdes di pedesaan.
Seperti kata dia, perlunya pengurus milenial yang punya misi untuk memajukan desanya. Kemudian, langkah berikutnya pemerintah harus lebih intens dalam mendorong kemajuan Bumdes dari berbagai sisi.
"Bumdes harus sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan ekonomi kemasyarakatan dan pameran-pameran. Selanjutnya, fasilitasi tukar pengalaman atau diskusi dengan Bumdes yang sudah berjalan sukses," paparnya.
Djoko mengakui, sebenarnya setiap desa di Kecamatan Buahdua mempunyai potensi ang dapat dikembangkan oleh Bumdes.
Sekarang, kata dia, sedang gencar gencarnya Pemkab menggerakan visi misi Pemkab Sumedang yaitu 'one village one product', hal ini bisa terlihat dalam pameran pembangunan potensi desa. Setiap desa bersemangat untuk memunculkan keunggulan masing-masing.
"Secara umum yang paling mudah dikembangkan adalah wisata alam dan sentra oleh-oleh atau kuliner," tambahnya.
Sementara , Kepala Desa Cijambe Kecamatan Paseh, Tahyar Iskandar mengakui, saat ini Bumdes di desanya mengalami kevakuman. Pasalnya, Bumdes di Desa Cijambe berusaha di bidang simpan pinjam dan koperasi.Jadi belum dimanfaatkan untuk menggali dan mengembangkan potensi yang ada di desanya.
"Ketika ditelaah penyebab kevakuman Bumdes, ternyata usaha Bumdes di Cijambe mengalami macet di anggotanya karena usaha Bumdes berbentuk simpan pinjam," jelasnya. Tahyar mengatakan, kini ia berusaha membangkitkan kembali Bumdes Desa Cijambe. Ke depan, usaha Bumdes di Desa Cijambe tidak dalam bentuk usaha simpan pinjam. Namun, akan mengelola air bersih dan wisata terkait dengan potensi bendung rengrang yang saat ini tengah dalam pengerjaan.
Baca juga: Manfaatkan BUMDes Desa Nagrak kenalkan Kampung Kolor
"Saya akan membidik pengelolaan air bersih bagi warga dan wisata bendung rengrang yang ber potensi menghasilkan PAD," jelasnya.
Ia berharap dalam pengelolaan Bumdes semoga tidak ada kendala seperti yang sudah - sudah, sehingga Bumdes Desa Cijambe bisa maju dan berkembang.
"Kami perlu bimbingan pemerintah untuk memajukan Bumdes ," pungkasnya. (E-010) ***