BISNIS BANDUNG – Kurang lebih selama dua tahun seluas 15 Hektar sawah garapan petani Dusun Warungbuah Desa Padanaan Kecamatan Paseh Sumedang tidak bisa digarap.Para petani Dusun Sukamaju lebih memilih mengalih fungsikan sawah garapannya dengan bercocok tanam umbi umbian dan palawija yang hasilnya tidak menguntungkan.
Alasan para petani tidak menggarap lahannya tersebut karena saluran air yang biasa dipakai mengaliri areal persawahan mereka tidak berfungsi, tertutup tanah disposal proyek irigasi bendung rengrang yang saat ini sedang dikerjakan.
Selain kendala peng
Menurut Dodoy,Poktan Dusun Warungbuah yang sawahnya sekarang tidak bisa digarap karena tidak ada pasokan air,Ia bersama para petani lainnya yang bernasib sama memilih membiarkan sawahnya terlantar , walau beberapa di antara petani menggarap lahannya dengan menanam palawija dan umbi-umbian.
Dikemukakan Dodoy, jumlah kerugian yang dialami petani karena lahan sawah selama dua tahun tidak ditanami padi, lebih kurang mencapai Rp 1 miliar." Kami , petani mengalami kerugian cukup besar dan fatal bagi perekonomian petani. Hitungannya dengan luas 1 hektar sawah , bisa menghasilkan 4,5 ton sekali panen dengan harga harga jual Rp 600.000/kilogram, saat ini jangankan 4,5 ton, 1 ons aja tidak ada pak," ujar Dodoy kepada awak media, Senin (13/1/20).
Masalah sawah di Dusun Warungbuah ini sempat ditinjau aparat pemerintah. Mereka melihat langsung lahan sawah yang kekeringan akibat disposal tanah proyek irigasi bendung rengrang tersebut.Total dari 55 hektar areal persawahan produktif, sedikitnya 15 hektar tidak produktif,karena lokasinya sangat berdekatan dengan proyek irigasi Rengrang.
Dodoy berharap , pemerintah pusat maupun daerah ,terutama pihak pelaksana proyek pengerjaan irigasi bisa mencari solusi agar tanah buangan tidak mengganggu kebutuhan air bagi pesawahan yang jadi penunjang kehidupan para petani, sekalipun proyek tersebut bersifat proyek nasional.”Selain pengerjaan proyek yang sudah menimbulkan kerugian bagi petani , pengaduan warga mengenai berbagi permasalahan tidak ditanggapi oleh pihak pengelola .
Baca juga: 200 Hektar Sawah di Cibugel Tak Bisa Digarap Akibat Terdampak Longsor
"Bukannya kami sebagai warga masyarakat tidak mendukung program pemerintah dalam pembangunan,justru kami merasa senang dengan adanya irigasi di desa kami serta akan membantu sistem pengairan ke wilayah lainnya ,namun alangkah bijaknya apabila ada permasalahan dari warga terkait haknya seharusnya ditanggapi jangan di biarkan, jadi wajar saja bila warga sanga kecewa,"ujarnya. (E-010)***