nasional

Coklat Napak Jagat Pasundan Menyapa Warga Lembang

Rabu, 21 Agustus 2019 | 15:15 WIB
Coklat Napak Jagat Pasundan Menyapa Warga Lembang

INDONESIA memiliki kekayaan akan keragaman budayanya, dan keragaman ini terjadi karena ada interaksi antar suku yang memiliki budaya berbeda-beda. Dapat kita lihat dari bahasa, rumah adat, tarian adat, pertunjukan rakyat, upacara adat, pakaian adat dan senjata tradisional.

Maka dari itu, gelaran “Coklat Kita Napak Jagat Pasundan 2019”  yang kini memasuki tahun ke-7 sejak pertama berguIir dari tahun 2013, tetap  konsisten peduli terhadap budaya Sunda.  Terbukti, untuk menambah daya pikat,  gelalaran yang dimulai awal Mei lalu, kini hadir dengan konsep baru dengan Iebih dalam lagi menggali potensi seni budaya Sunda melalui paguron, sanggar seni, atau komunitas budaya yang dibentuk menjadi rangkaian acaranya.

-

Pagelaran “Coklat Kita Napak Jagat Pasundan 2019” yang digelar pada Sabtu 3 Agustus  akhir pekan Ialu itu berlangsung di lapangan Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat ini menampilkan tujuh  sanggar/paguron terpilih dan hasil kolaborasi pilihan dari 37 sanggar yg terlibat di rangkaian NJP.

Adapun atraksi keseniannya dimulai dari sore hingga malam hari ini  berupa  Calung Bentar Kota Bandung, Sanggar Cantika Studio Kabupaten Bandung, Karinding Cekas Kasunda Kabupaten Bandung, Kaulinan Lembur Sunda Perceka Kabupaten Bandung Barat, Pencak Silat Padepokan Raga Mekar Panglipur Kota Bandung, Kartun Project dan Sawargi Kabupaten Cianjur yang tampil bersama talent NJP kang Dodi Kiwari, Calung NJP, Ega Robot Ethnic Percussion, Jimbot and Friend, Sandrina (IMB), dan Doel Sumbang.

-

Bonny Saritresno selaku Pihak Coklat Kita Dso Bandung Barat & Cimahi, mengatakan bahwa sangat luar biasa apa yang  sudah dicapai, dan ada beberapa tahap-tahap sebelumnya yaitu Gunen Catur, Lembur Kuring, Kamonesan dan Hariring.

Ia pun menambahkan  sebenarnya yang diawali 37 paguron dan sanggar itu dari 4 cabang kita yaitu dari daerah Bandung Barat, Cianjur, Bandung kabupaten, dan Bandung Kota. Kalau untuk NJP yang di Langensari ini merupakan titik pertama sebenarnya yang mewakili dari area bandung raya, nanti ada perwakilan dari area priangan itu di Garut, kemudian untuk area Cirebon raya yang akan diadakan di Subang. Mudah-mudahan masyarakat jawa barat bisa menerima, dengan bentuk kebudayaan dan diterima oleh masyarakat luas khususnya anak-anak muda.

Sementara Ega “Robot Percussion” selaku Duta Talent Coklat Kita Napak Jagat Pasundan, menyebutkan “Coklat Kita Napak Jagat Pasundan” merupakan sebuah program luar biasa yang bisa memunculkan seni-seni dan seniman yang selama ini "tidak terlihat".

Ega mengungkapkan jika tidak digali, tidak diekspose dan dipromosikan, para seniman tentunya "tidak kelihatan". melalui event ini mereka bermunculan dengan mempertunjukkan seni-seni buhun yang selama ini tidak diketahui oleh masyarakat, padahal  merupakan kekayaan adat dan budaya Jabar.

-

Selain itu, Iman “Jimbot” selaku Duta NJP pun menambahkan bahwa biasanya hal-hal tradisional itu dianggapnya hanya digelar pada daerah-daerah pinggiran saja, tapi ternyata kalau grup-grup tradisional dipersatukan saya berani ngadu di dunia bahwa cuma ada hal tersebut yang digelar di budaya sunda dan saya berpesan buat kaum milineal yang saya rasakan sebagai seorang seniman tradisional, baik jenis aliran musiknya apa saja tapi jatidiri kesundaannya jangan luntur.

Alhasil para sanggar menampilkan bentuk kesenian yang telah mereka kemas bersama para Duta NJP, dengan tata costume, sett up panggung, sound, dan tata cahaya yang bagus, sehingga menambah keseruan yang menghibur ribuan masyarakat Langensari yang tumpah ruah di lapangannya. Pada kegiatan ini juga, Coklat Kita menyajikan beberapa booth-booth Kaulinan Lembur, booth budaya, booth makanan, bermain lisung bersama warga masyarakat dan Sandrina IMB, serta banyak lagi lainnya.

-

Sementara itu, Abah Wasna perwakilan Komunitas Sanggar Sunda Perceka sekaligus mewakili para seniman Kabupaten Bandung Barat menuturkan, pihaknya sangat berterima kasih pada Coklat Kita, Crew, dan Mentor yang memberikan energi.

Sehingga dirinya dan anggota yang awalnya biasa-biasa saja, sekarang setelah mendapatkan bimbingan dari para duta Coklat Kita Napak Jagat Pasundan semangat untuk melestarikan seni dan budaya sunda semakin bergejolak dan ingin terus maju.

Agung Zadam menambahkan selaku perwakilan Sanggar Kartun Project dari Cianjur bahwa dalam gelaran ini mereka bangga menampilkan kolaborasi antara musik modern yaitu musik DJ dipadukan dengan alat tradisi Sunda, karena menurutnya musik modern gampang-gampang susah sedangkan musik tradisi susah banget dan jujur sangat mendukung dengan gelaran ini. (E-009)***

Tags

Terkini