Ada sebuah penganan yang selalu hadir saat bulan Ramadan. Penganan ini ialah kolang kaling. Buah kolang kaling , kuliner khas Ramadan yang diolah menjadi kolak dicampur pisang ,ronde es buah ataupun manisan.
Kolang kaling berasal dari buah pohon aren yang dikenal merupakan pohon yang memberi banyak manfaat bagi manusia
. Mulai dari batangnya sebagai bahan baku tepung,kemudian saribunga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuat gula hingga daun yang dimanfaatkan untuk bahan atap rumah.Fenomena unik yang tercipta ialah kolang kaling sebagai buah dari pohon aren selalu melimpah saat bulan Ramadan.
Kolang-kaling selain memiliki rasa yang enak ternyata juga memiliki khasiat dan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan. Kolang-kaling kaya kandungan mineral seperti protasium, iron, kalsium yang bisa menyegarkan tubuh serta memperlancar metabolisme tubuh.
Selain itu, juga mengandung vitamin A, vitamin B dan vitamin C. Kolang-kaling dikenal bisa membangkitkan stamina dan kebugaran tubuh.
Kandungan karbohidrat yang dimiliki kolang kaling bisa memberikan rasa kenyang bagi orang yang mengonsumsinya, selain itu juga menghentikan nafsu makan dan mengakibatkan konsumsi makanan jadi menurun, sehingga cocok dikonsumsi sebagai makanan diet.
Kolang-kaling juga bermanfaat untuk mengobati nyeri sendi dan mengandung kalsium sama dengan tulang sapi. Kandungan mineral seperti protasium, iron, kalsium mampu menyegarkan tubuh dan memperlancar proses metabolisme tubuh.
Kuliner khas Ramadan lainnya ialah bubur kampiun, sebagaimana namanya, bubur yang satu ini memang juara. Disebut kampiun karena bahan bubur terdiri dari beragam isian yang mengundang selera.
Dalam sepiring bubur kampiun, Anda akan menemukan bubur sumsum, kacang hijau, beras ketan, kolak pisang, bubur pacar cina, sarikaya, dan kolak biji salak.
Bagi masyarakat Minang , menyantap bubur ini bukan hanya pada saat bulan Ramadan saja,namun bubur ini kerap kali di sajikan sebagai menu sarapan.Penamaan bubur kampiun sendiri dalam sejarahnya berasal dari Kota Bukittinggi.
Cuacanya yang dingin membuat orang ingin makan yang panas dan mengenyangkan untuk menghangatkan badan. Jadilah bubur kampiun hidangan untuk sarapan atau saat udara dingin di malam hari.
Dikisahkan , bubur ini merupakan ciptaan seorang nenek penjual aneka bubur. Kala itu sekitar tahun 60-an diadakan lomba membuat bubur. Sang nenek kemudian mencampur semua bubur yang biasa dijualnya dan menamakan bubur tersebut dengan nama bubur kampiun.
Bekas-bekas penjajahan Eropa di Sumatera Barat masih menyatu dengan bahasa masyarakat setempat kala itu. Kampiun merupakan serapan kata dari champion yang artinya pemenang pada lomba yang sedang diikuti sang nenek,hingga hari ini bubur ini dinamakan bubur kampiun.
Untuk saat ini bubur kampiun bukan hanya bisa dinikmati masyarakat Minang saja,kepopuleran bubur kampiun telah menyebar keseantero Indonensia.