Hasil dari kerja kerasnya yang sarat prestasi dan ketekunannya dalam menyelami Al-Qur'an , tak heran jika jebolan Pondok Pesantren Al-Hikammusalafiyah ini banyak mendapat hadiah istimewa dari sejumlah pihak.
"Motivasi saya menghafal Al-Qur'an karena dari orang tua saya tidak ada yang menghafal Al-Qur'an, jadi saya mempunyai cita- cita besar bagaimana membahagiakan mereka melalui wasilah Al-Qur'an. Dan alhamdulillah melalui MTQ ini saya bisa berangkat haji bersama orang tua saya," paparnya.
Rifdah mengaku, sejak kecil ia gemar membaca Al-Qur'an dan saat beranjak remaja, ia terus diasah kemampuannya oleh sang paman, yakni KH. Sadulloh yang merupakan Ketua PC. Nahdlatul Ulama (PC. NU) Sumedang.
Dituturkannya, dirinya menghafal sejak umur 6 tahun , setelah menamatkan sekolah di Aliyah, meneruskan ke Institut yang konsen dalam bidang Al-Qur'an di Jakarta.
Dari situ ia berkeinginan untuk melancarkan Tahfidz . “Di samping itu , jujur saja saya bahagia luar biasa karena saya melihat kakak ibu dan adik ibu saya yang menghafal Al-Qur'an, lewat wasilah Al-Qur'an mereka bisa berkeliling dunia," terangnya.
Usai menghafal 30 Juz Al-Qur'an, Rifdah bertekad ingin mengembangkan kemampuan tafsir Qur'an. Mengingat untuk mempelajari ilmu Tahfidz Qur'an masih banyak tahapan yang perlu ia kuasai secara baik.
"Target an saya tentu tetap istiqamah karena semakin sibuk dalam kegiatan. Karena perlu diketahui juga bahwa 30 juz Al-Qur'an adalah gerbang pertama memasuki samudera Al-Qur'an. Memang masih banyak ilmu Al-Qur'an yang harus dipelajari karena selain hafal tafsirannya , juga harus diketahui mengenai bagaimana kandungan ayat itu sendiri," jelasnya menambahkan. (E010) ***