Fenomena langka gerhana bulan total supermoon, bluemoon, dan bloodmoon, tidak dapat diamati pusat observatorium boscha lembang, lantaran terhalang awan tebal, Rabu malam. Gerhana bulan yang semula diprediksi dapat terlihat mulai pukul 18 lebih 48 menit hingga pukul 19 lebih 52 menit, gagal diamati lantaran langit di kawasan Lembang terus diselimuti awan rendah.
Gerhana bulan yang semula diprediksi dapat terlihat dari mulai pukul 19 lebih 52 menit sampai 21 lebih 8 menit wib, gagal diamati lantaran kondisi langit di kawasan Lembang terus diselimuti oleh awan rendah.
Peneliti observatorium Boscha, Ervan Irawan mengatakan, pihaknya tidak dapat mengamati fenomena langka gerhana bulan total yang bersamaan dengan supermoon, bluemoon dan bloodmoon, lantaran langit di kawasan Lembang terus diselumuti awan tebal.
Menurut Ervan, awalnya, pusat observatorium bosscha lembang akan meneliti dan menghitung bayangan bumi saat gerhana bulan total, supermoon, bluemoon, dan bloodmoon. Hal itu berkaitan dengan atmosfer yang belakangan kerap terganggu, salah satunya oleh sejumlah letusan gunung di Indonesia.
Akibat kondisi langit di kawasan Lembang yang terus diselimuti awan tebal, tim observatorium Bosscha yang telah mempersiapkan dua teleskop dengan ukuran fokus berbeda, akhirnya harus merelakan fenomena langka tersebut.
Algi Muhammad Gifari, BandungTV.
https://youtu.be/tgPzGoCI93Y