Kabupaten Subang pada zaman kolonial Belanda menjadi salah satu daerah perkebunan yang menerapkan sistem tanam paksa pada pertengahan abad 19. Komoditas perdagangan saat itu berupa kopi. Salah seorang pengusaha kopi terkenal waktu itu adalah PW Hofland.
Hofland kemudian membuat kontrak dengan pemerintah Hindia-Belanda dalam bidang perdagangan kopi pada tahun 1840. Ia menjadi pemilik tanah P&T (Pamanoekan & Tjiasem) Landen. Pada tahun 1858, seluruh tanah partikelir P&T Land menjadi milik pribadi Hofland. Pemerintah Hindia-Belanda memberikan kekuasaan untuk mengangkat pejabat pemerintah partikelir yang disebut dengan Demang pada 18 Agustus tahun 1859.
Dengan pengangkatan pejabat pemerintahan partikelir yang disebut Demang , wilayah Subang terbagi ke dalam delapan Kademangan. Yakni Kademangan Batu Sirap (Cisalak), Kademangan Ciherang/Wanareja, Kademangan Sagalaherang, Kademangan Pagaden, Kademangan Pamanukan, Kademangan Ciasem, Kademangan Malang/Purwadadi dan Kademangan Kalijati.
Dalam upaya membuat dirinya eksklusif di tanah jajahannya, Hofland bersama dengan delapan Demang mendirikan sebuah gedung yang kemudian diberi nama Societe (kelompok masyarakat eksklusif).
Kelompok inilah yang sering berkumpul untuk saling bersosialisasi di gedung yang sekarang dikenal dengan nama Wisma Karya di Jl. Ade Irma Suryani Nasution No. 2 Subang saat ini. Secara administratif masuk wilayah Karanganyar, Desa Karanganyar, Kecamatan Subang.
Dilihat dari arsitektur bangunan, di bagian kanan Gedung Wisma Karya terdapat ruangan pertemuan sekaligus panggung. Di tempat inilah para gegedan Belanda menonton film dan berdansa, dilengkapi dengan tempat pemutaran film. Sementara di belakang ruangan terdapat beberapa ruangan kantor. Sisi barat, utara dan timur berpagar besi. Sedangkan bagian selatan merupakan halaman terbuka .
Bangunan Wisma Karya bergaya post-modern dengan denah segi empat . Masing-masing bagian, dinding bagian bawah dari bahan batu sedangkan bagian atas dari bata. Serambi depan diperkuat dengan tiang-tiang batu berbentuk persegi.
Sekarang kawasan itu merupakan kawasan perkantoran pemerintah dan pemukiman penduduk. Di depan Wisma Karya merupakan taman kota yang selalu ramai. Sementara di sebelah barat dan utara merupakan kawasan permukiman. (E-001)***