nasional

Kertajati, Pintu Utama Penerbangan

Minggu, 26 November 2017 | 08:45 WIB
opini anda

PROYEK  Bandara Kertajati  boleh jadi merupakan peningkatan fasilitas perhubungan udara di Indonesia. Bandara  tersebut  bakal menjadi pintu utama aktivitas penerbangan domestik dan internasional setelah Bandara Soekarno Hatta.

Kelak  Kertajati  menjadi  pusat bandara baru di antara Jakarta dan Jabar,  sehingha  terbagi tidak hanya di Bandara Soeta ,  melainkan  bergeliat di Kertajati.  Kini  pembangunan bandara yang terletak di Majalengka mencapai  70 persen. Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ini  ditargetkan selesai konstruksi pada Januari dan beroperasi April 2018. Banyak pihak  berharap harap bisa selesai sesuai target dan menjadi kegiatan industri dan ekonomi baru di sekitar bandara nantinya. Bandara ini sangat diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, khususnya di kawasan Kabupaten Majalengka.

Sekretaris Perusahaan PT Bandara Internasional Jawa Barat (PT BIJB) Wasfan W Widodo mengatakan, bandara dengan segala akses pendukungnya harus bisa ditangkap peluangnya oleh masyarakat sekitar untuk meningkatkan perekonomian di kawasan utara Jawa Barat.

Keberadaan  kawasan Aerocity, Tol Cipali dan yang akan segera beroperasi Tol Cisumdawu, serta infrastruktur transportasi massal seperti kereta api yang terintegrasi mempertegas bahwa pemerataan ekonomi sudah mulai bergerak ke sana. Penyerapan tenaga kerja oleh BIJB dalam jumlah besar akan terjadi di mana 150 ribu sampai 400 ribu akan tersedot. Sebagai kompensasi warga sekitar juga pasti akan terasa. "Justru keberadaan BIJB menjadi penyeimbang pertumbuhan ekonomi di sana. Diharapkan pertumbuhan ekonomi di wilayah utara akan bangkit. Kalau barat lebih cepat berkembang karena memang berdekatan dengan ibu kota, itu sudah menjadi konsekuensi logis," kata Wasfan.

"Masyarakat harus tangkap peluang dengan hadirnya BIJB. Karena perubahan itu seharusnya bukan menjadi ancaman tapi peluang yang harus dihadirkan," tambah Wasfan.

Dia mengharapkan, pemerintah setempat  bisa menginventarisir potensi-potensi yang akan tumbuh kembang di kawasan  tersebut. Majalengka dengan segala  potensi yang dimiliki, misalnya dari sektor pariwisata bisa diciptakan masyarakatnya sendiri agar ke depannya warga  tidak menjadi 'asing di rumahnya sendiri'. Sebagai bandara yang diprediksi akan menyedot 2,7 juta orang ditahun pertama beroperasi, mobilitas manusia akan terjadi karena menjadi tempat persinggahan. ‎Kesadaran itu harus ada proses perpindahan pola pikir. Itu bisa dilakukan untuk melakukan kehadiran pemanfaatan bandara. Kalau cara yang paling kecil bikin toko, kontrakan, hotel. Ini sangat positif.

Menurut pengamat Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Bandung Acuviarta Kartabi, ketimpangan pertumbuhan ekonomi untuk kawasan utara dan barat akan teratasi dengan kehadiran BIJB. Pasalnya sejauh ini pertumbuhan ekonomi di Majalengka cenderung lambat di mana IPM hanya bergerak di angka sekitar 64,55. Pergerakan ekonomi yang agresif condong ke barat dan kawasan Bandung Raya. Jika Pemda setempat jeli, bisa saja pertumbuhan ekonomi di sana melampui target.

"Jadi saya kira dari sisi keberadaan BIJB banyak positifnya. Bukan Majalengka saja, tapi Jawa Barat secara keseluruhan," ujarnya. Di lima tahun pertama beroperasi laju pertumbuhan ekonomi di sana akan naik satu sampai 1,5 persen. Ini melihat dari peluang yang ada melalui hadirnya penyerapan tenaga kerja, investor dan serapan konsumsi. Maka,  jangka panjang ekonomi di Majalengka akan naik lebih dari dua persen.  Kita tunggu ! (B-002)***

Tags

Terkini