MESKIPUN di beberapa daerah di Jawa Barat masih turun hujan, sebagian daerah sudah mulai terancam kekeringan. Lumbung padi di pantura dan sebagian pantai selatan sudah mulai mengalami kekurangan air. Permukaan air waduk utama Jabar, Jatuiluhur dan Jatigede mulai menurun. Akibatnya aliran air irigasi yang biasa mengairi persawahan di hilir mulai tersendat.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat, Hendi Jatnika, daerah pantura lebih cepat mengalami musim kering, baru kemudian pantai selatan. Seperti dimuat PR (8/8) musim kering sudah mulai sejak Juni. Di wilayah Cirebon dan Indramayu sebagai daerah rawan kekeringan musim kemarau sudah terasa dan berdampak pada tanaman pangan. Hendi Jatnika mencatat di Indramayu yang mulai mengalami kekeringan itu meliputi Kecamatan Gabuswetan, Cikedung, dan Kandanghaur. Sedangkan di wilayah Cirebon yang mengalami kekeringan terutama Kecamatan Harjamukti dan Mundu. Begitu pula Kecamatan Jatitujuh di Majalengka. Kecamatan Baleendah di Kabupaten Bandung juga tercatat sebagai daerah rawan kekeringan setelah kebanjiran.
Persawahan di daerah itu terdampak kekeringan. Terjadi kesulitan air di 364 ha sawah meskipun belum terjadi puso atau gagal panen. Kemarau basah yang terjadi tahun lalu, tampaknya tahun ini tidak terjadi lagi. Namun di Tasikmalaya, dan sebagian Bandung sampai minggu ini masih terjadi hujan cukup deras. Bahkan di beberapa kecamatan di Tasikmalaya, hampir setiap harki turun hujan.
Kekeringan dikhawatirkan akan mengganggu program ketahanan pangan. Karena itu sejak awal musim kering pemerintah menyampaikan imabauan kepada para petani, terutama di daerah-daerah rawan kekeringan, tidak menanam padi. Diminta, para petani beralih tanam dari padi ke palawija, terutama jagung. Para petani jangan main coba-coba, mereka menanam padi seperti biasa dengan harapan turun hujan meskipun pada musim kemarau. Apa yang terjadi, para petani di beberapa daerah sudah menanam padi di sawah mereka.
Pemerintah juga melakukan pemetaan daerah-daerah rawan kekeringan. Untuk daerah-daerah yang sekarang sudah menanam padi, pemerintah mengantisipasi kekeringan dengan menyebarkan dan memasang pompa air. Disediakan lebih dari 500 pompa air yang pemasangannya dibantu tenaga TNI. Akan tetapi masih sangat luas persawahan yang jauh dari sumber air, baik sungai maupun embung atau sumur. Tentu saja mereka mengalamin kesulitan mendapat air padahal pada awal-awal tanam, tanaman padi membutuhkan air cukup banyak.
Musim hujan kebanjiran musim kemarau kekeringan masih akan menjadi stigma bagi beberapa daerah di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Seperti juga Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, kita berharap,musim kemarau rahun ini tidak berakibat fatal vagi tanaman padi dan hortikultura kita. Indonesia belum benar-benar mampu membebasklan semua daerah dari bahaya banjir dan bahaya kekeringan. Kedua musim yang berlawanan itu hampir selalu menimbulkan bencana.
Kita berharap saat ini, sampai musim kemarau berakhir, tidak ada El Nino sehingga kemarau tidak akan separah beberapa waktu lalu. Namun itu hanya harapan, karena kedatangan El Nino, meskipun kecil, selalu membawa dampak berupa musibah. (Furkon) ***