bisnisbandung.com - Polemik terkait keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo dinilai berpotensi terus berkembang menjadi kegaduhan publik apabila tidak diselesaikan secara terbuka dan berbasis fakta.
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Susno Duadji, menekankan pentingnya memisahkan intrik politik dari proses hukum agar persoalan tersebut tidak menjadi bola liar di ruang publik.
Susno memandang isu ini melalui perspektif hukum meskipun memiliki dimensi politik yang kuat. Dalam pendekatan penyidikan, setiap dugaan harus didasarkan pada asumsi yang disertai alat bukti yang sah.
Baca Juga: BRIN Temukan Tiga Badai, Ancaman Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Kembali
Oleh karena itu, setiap pernyataan atau tudingan yang dilontarkan ke publik perlu diikuti dengan pembuktian yang jelas agar tidak memicu spekulasi berkepanjangan.
Langkah Jokowi yang menyatakan kesiapannya membuktikan keaslian ijazah melalui jalur hukum dinilai sebagai sikap yang patut dihargai.
Namun demikian, Susno menekankan bahwa proses hukum memiliki tahapan yang harus dilalui, dimulai dari penyelidikan dan penyidikan sebelum masuk ke tahap penuntutan dan persidangan.
Dengan demikian, pembuktian keabsahan dokumen harus dilakukan sesuai mekanisme hukum yang berlaku.
Baca Juga: Bencana Aceh-Sumatera Jangan Sampai Terulang, Pakar Klimatologi Wanti-Wanti NTB dan NTT
Terkait pernyataan adanya pihak tertentu yang diduga menunggangi isu tersebut, Susno menilai keterbukaan informasi menjadi kunci utama.
Apabila pihak yang menyampaikan tudingan memiliki data atau informasi pendukung, maka hal tersebut sebaiknya dibuka secara jelas agar publik memperoleh gambaran yang utuh. Keterbukaan dinilai dapat meredam potensi konflik dan mencegah lahirnya kegaduhan baru.
“Tetapi kalau tidak buka, maka ini akan menimbulkan suatu perpecahan atau kegaduhan baru lagi. Maka dia akan menjadi bola liar,” lugasnya dilansir dari YouTube Kompas TV.
Susno mengingatkan bahwa apabila informasi tersebut tidak dijelaskan secara transparan, isu ini justru berisiko berbalik menjadi tekanan politik dan opini negatif.
Baca Juga: Fenomena Tak Biasa! Siklon Tropis di Indonesia Tuai Perhatian Serius