Fenomena “Purbaya Effect” juga terlihat di media sosial.
Hendri Satrio menyebut nama Purbaya kini mulai muncul dalam sejumlah polling publik sebagai calon potensial pendamping Prabowo di Pilpres 2029.
“Bayangkan di polling sudah muncul nama Prabowo-Purbaya. Artinya dia sudah jadi media darling. Ini keberhasilan komunikasi politik yang luar biasa,” ujar Hendri Satrio.
Meski populer Hendri Satrio mengakui gaya Purbaya tak lepas dari kritik.
Baca Juga: Menteri Dalam Negeri Heran dengan Gubernur yang Protes Pemotongan Anggaran
Ia mencontohkan saat Purbaya menyebut cukai rokok naik 57%.
“Padahal tidak semua. Yang 57% itu hanya rokok putih sedangkan kretek tangan cuma 3-4%. Tapi dia sikat aja biar gampang dipahami rakyat. Jadinya yang ngerokok tepuk tangan semua,” tutur Hendri Satrio.
Namun kata Hendri Satrio gaya “asal ceplas-ceplos” itulah yang justru membuat Purbaya berbeda.
“Dia bikin orang percaya bahwa ada pejabat yang benar-benar marah kalau ekonomi rakyat lemah. Meski kadang kontroversial, dia dianggap mewakili suara rakyat kecil,” tambahnya.
Baca Juga: Pakar Komunikasi Politik Soroti Gaya Ceplas-Ceplos Purbaya Yudi Sadewa
“Gaya Purbaya ini menimbulkan optimisme baru. Walau dramatis dan kontroversial tapi rakyat melihat dia sebagai sosok yang bergerak bukan hanya bicara,” tutup Hendri Satrio.
Dalam dunia komunikasi politik fenomena seperti ini disebut self-presentation ketika figur publik menciptakan citra yang disukai masyarakat. Dan menurut Hendri Satrio “drama” ala Purbaya ternyata justru menjadi kekuatannya.***