Bisnisbandung.com - Musik bukan sekadar hiburan, bagi grup band legendaris Slank musik adalah medium perjuangan, alat kritik sosial, dan suara kebenaran.
Dalam perbincangan bersama Mahfud MD, para personel Slank membuka kisah perjalanan panjang mereka dalam menjaga idealisme di tengah industri yang tak selalu ramah terhadap suara kritis.
Mahfud MD menyebut Slank sebagai kekuatan moral yang nyata di tengah masyarakat.
Baca Juga: Ribuan Pekerja Pariwisata Datangi Gedung Sate, Desak Gubernur Jabar Hapus Larangan Study Tour
Bukan hanya karena musiknya yang menyentil isu-isu politik, korupsi, dan ketidakadilan tapi juga karena konsistensinya menjaga nilai-nilai kebenaran dan inspirasi bagi anak muda.
"Slank ini bukan cuma band tapi juga pressure group. Mereka menyuarakan keadilan lewat lagu. Dan itu penting untuk menyadarkan bangsa," kata Mahfud dalam youtubenya.
Slank memang tidak pernah segan menyuarakan kritik lewat lagu.
Dari “Gosip Jalanan” hingga lagu-lagu terbaru yang masih disiapkan, lirik mereka sering kali menyentil aparat, politisi, dan elite yang dianggap menyimpang.
Bahkan Slank sempat nyaris disomasi gara-gara lirik lagu yang dianggap menyinggung.
Namun bagi Bimbim dan kawan-kawan semua itu adalah konsekuensi dari keberanian bermusik di jalur independen.
"Kita enggak turun ke jalan, enggak marah di medsos, tapi kita nyanyi. Lagu itu suara kita," ujar Bimbim.
Perjalanan Slank tak lepas dari masa kelam.
Tahun 2000 para personelnya sempat terjebak dalam lingkaran narkoba.
Baca Juga: Promo Corkcicle Hadir di Blibli, Intip 5 Rekomendasi Produknya!