Menurut Rocky narasi seperti ini justru menutup ruang diskusi dan kritik.
“Buzzer lebih dipercaya daripada World Bank. Ini jadi bukti bahwa kritik sedang dibungkam,” ucapnya.
Dengan tingginya angka kemiskinan dan rendahnya pendidikan, Rocky mengingatkan adanya potensi gejolak sosial di masa depan.
“Kalau dua dari tiga orang Indonesia miskin maka kemiskinan itu bisa jadi alasan utama untuk turun ke jalan. Demo mahasiswa, petisi purnawirawan, semua itu ekspresi keresahan publik,” ujarnya.
Baca Juga: Hendri Satrio Ungkap Harus Ada Reshuffle: Ketum-Ketum Itu Kalau Bisa Dihilangin
Ia menekankan pentingnya membuka ruang kritik dan tidak menutup kanal-kanal demokrasi seperti kebebasan pers dan aksi demonstrasi.
“Kritik adalah cara rakyat menyuarakan hak mereka. Jangan malah dibungkam,” katanya.
Di akhir pernyataannya Rocky menyebut bahwa tugas Presiden terpilih Prabowo Subianto akan sangat berat.
Dengan APBN yang sebagian besar tersedot untuk membayar utang dan kemiskinan yang masif, program populis yang dijanjikan berpotensi menemui jalan terjal.
“PR Prabowo berat sekali. Dia harus hadapi warisan kemiskinan dari era Jokowi. Kalau tidak hati-hati bisa-bisa Indonesia menuju status failed state,” tutup Rocky.***