Meski akhirnya bergabung dalam Tim Kampanye Nasional Prabowo–Gibran dan ditugaskan sebagai juru bicara, jejak digital dan persepsi publik terhadap loyalitasnya masih melekat.
Ini memperkuat spekulasi bahwa keberadaannya di Kantor Komunikasi Presiden bersifat sementara atau penuh kompromi politik.
Hersubeno juga mencatat bahwa selama ini, Kantor Komunikasi Presiden di bawah Hasan Nasbi tidak memiliki akses langsung dan tidak difungsikan maksimal sebagai perpanjangan suara Presiden.
Baca Juga: Pengusutan Kasus Suap Vonis Ekspor CPO, Kejagung Tetapkan Tersangka Baru
Beberapa insiden blunder dalam komunikasi publik termasuk pernyataan kontroversial terkait insiden teror kepala babi membuat kepercayaan terhadap institusi ini terus menurun.
Menurut Hersubeno, respons buruk terhadap isu-isu sensitif menunjukkan lemahnya koordinasi dan ketidaksiapan dalam menghadapi dinamika informasi.
Bahkan, komentar Hasan Nasbi saat insiden tersebut memicu desakan publik untuk meminta maaf, yang justru tidak direspons secara baik oleh yang bersangkutan.
Dalam pandangan Hersubeno Arief, penunjukan Prasetyo Hadi mencerminkan langkah terukur Prabowo untuk merapikan barisan internal, terutama dalam aspek komunikasi.***
Baca Juga: Mentan Andi Amran Bongkar Praktik Mafia Beras, Sempat Ditegur Wakil Presiden