bisnisbandung.com - Said Didu mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi demokrasi dan penegakan hukum di Indonesia.
Ia menilai bahwa bangsa ini mengalami kemunduran moral yang mencerminkan rusaknya sistem yang ada.
Salah satu momen yang menjadi sorotan adalah bagaimana tokoh-tokoh nasional memberikan tepuk tangan terhadap pernyataan ‘Ndasmu’ yang dinilai kasar dari pemimpin negara, yang mencerminkan budaya politik yang semakin jauh dari etika dan nilai moral.
Baca Juga: Evaluasi Presiden Prabowo Dinilai Hanya Omong Kosong, Jhon Sitorus Kecewa Hanya Satu Menteri Diganti
“Kemarin saya cukup sedih melihat tokoh-tokoh nasional berkumpul, pada saat Presiden menyatakan ‘Ndasmu!’, semua tepuk tangan. Betapa rusaknya bangsa ini,” ungkap Said Didu dilansir dari youtube Manusia Merdeka.
Hal ini menjadi cerminan bahwa banyak elite politik yang secara tidak sadar terbawa dalam arus pembenaran terhadap tindakan yang sebenarnya kurang etis.
Said Didu juga menyoroti bagaimana perubahan regulasi yang terjadi dalam waktu singkat, terutama dalam hal undang-undang yang berdampak besar bagi bangsa.
Baca Juga: Pemerintah Prabowo-Gibran Dinilai Banyak Kontroversi, Jhon Sitorus: Menteri-Menterinya Tidak Sejalan
Ia menilai bahwa sejumlah kebijakan diubah secara cepat tanpa melalui mekanisme demokrasi yang ideal. Salah satu contohnya adalah revisi Undang-Undang KPK yang dilakukan dalam waktu yang sangat singkat dan hanya melibatkan sedikit anggota DPR.
Selain itu, kebijakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi perhatian utama.
Said Didu menegaskan bahwa proyek ini tidak tercantum dalam perencanaan strategis negara sejak awal.
Keputusan untuk membangun ibu kota baru dinilai tidak melalui pembahasan yang matang dalam sidang kabinet, melainkan diumumkan secara tiba-tiba dalam pidato kenegaraan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai dasar kebijakan tersebut dan kemungkinan adanya kepentingan tersembunyi di baliknya.
Baca Juga: Dirty Vote Jadi Kenyataan, Zainal Arifin: Prabowo Akui Menang Pilpres 2024 Berkat Jokowi