Bisnisbandung.com - Pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang dinanti-nanti kembali tak terwujud.
Meski rencana pertemuan ini telah diisyaratkan sejak awal Januari 2025 kedua tokoh hanya saling mengirimkan simbol seperti bunga anggrek dari Prabowo untuk ulang tahun Megawati dan minyak urut dari Megawati untuk Prabowo.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai simbol-simbol yang dikirimkan antara Prabowo dan Megawati mencerminkan upaya mencairkan hubungan yang sempat tegang.
Baca Juga: Perang Sumber Bisnis Bagi Amerika Serikat, Ketergantungan Dunia pada Senjata AS
"Ada usaha untuk melumerkan ketegangan politik antara PDIP dan Gerindra yang dipengaruhi faktor internal dan eksternal," ujar Rocky Gerung dalam YouTube-nya.
Faktor eksternal yang paling dominan menurut Rocky Gerung adalah posisi Presiden Jokowi.
Rocky Gerung menyebut Jokowi berusaha menghalangi pertemuan ini karena khawatir terjadi kesepakatan yang dapat mengurangi pengaruhnya dalam pemerintahan.
Rocky Gerung juga menyoroti peran Gibran Rakabuming Wakil Presiden yang diusung Jokowi.
Menurutnya,kehadiran Gibran dianggap menjadi salah satu penghambat hubungan harmonis antara Megawati dan Prabowo.
Baca Juga: ‘Fokus Crypto dan AI’ Timothy Ronald Ungkap Peluang Emas Ini Hanya Sekali dalam 100 Tahun
"Gibran dilihat sebagai perpanjangan dinasti politik Jokowi yang tentu tidak sepenuhnya diterima oleh PDIP," jelas Rocky Gerung.
Lembaga survei Selios bahkan memberikan penilaian buruk terhadap Gibran dengan skor hanya 3 dari 10.
Hal ini menimbulkan evaluasi internal, baik di Gerindra maupun PDIP tentang efektivitas Gibran dalam mendukung pemerintahan Prabowo.
Dalam konteks hubungan antara PDIP dan Gerindra Rocky Gerung menilai Gerindra lebih membutuhkan PDIP dibanding sebaliknya.
Baca Juga: Mengupas Kontroversi Sertifikasi Laut, Harison Mocodompis dari Kementerian ATR/BPN Buka Suara