bisnisbandung.com - Alifurrahman, pegiat media sosial yang dikenal aktif menyuarakan pandangannya, mengkritik tajam respons mantan Presiden Jokowi terkait isu pagar laut sepanjang 30 km di Tangerang.
Menurutnya, jawaban Jokowi yang meminta agar proses legal proyek tersebut dicek dan diinvestigasi tidak mencerminkan kedalaman informasi yang diharapkan dari seorang mantan presiden.
Dalam pandangan Alifurrahman, Jokowi seharusnya sudah memiliki pengetahuan lengkap mengenai proyek besar ini, mengingat selama menjabat, laporan dari berbagai pihak seperti Badan Intelijen Negara (BIN) dan kementerian terkait kerap sampai ke meja presiden.
Baca Juga: Ekspresi Tajam Donald Trump dalam Potret Resmi, Netizen: Seperti Pemain Squid Game di Season 1 dan 2
Oleh karena itu, jawaban normatif Jokowi justru memunculkan kecurigaan bahwa ada hal yang sengaja ditutupi atau dihindari.
“Hari ini, Pak Jokowi akhirnya merespons, meskipun responsnya sangat-sangat mengecewakan karena normatif sekali,” ujar Alifurrahman dilansir Bisnisbandung dari youtube Seword TV, Minggu (26/1/26).
“Seharusnya, Pak Jokowi menyampaikan apa yang diketahui olehnya. Jadi, komentar yang sangat normatif seperti ini malah jadi mirip dengan komentarnya soal putusan MK yang meloloskan Gibran sebagai cawapres,” lanjutnya.
Baca Juga: Perbandingan Mencolok Jokowi dan Prabowo Soal Buku, Rocky Gerung Beri Tanggapan Sarkas
Lebih jauh, Alifurrahman mengaitkan respons Jokowi dengan dinamika politik pasca-pergantian rezim.
Ia menilai bahwa tindakan Presiden Prabowo Subianto, yang memerintahkan pembongkaran pagar laut, mencerminkan adanya ketegangan antara pihak yang saat ini berkuasa dengan pengaruh rezim sebelumnya.
Alifurrahman menduga konflik ini berakar pada sikap pengusaha tertentu yang masih menunggu arahan dari Jokowi meskipun pemerintahan telah berganti.
“Untuk sebuah pagar sepanjang 30 km, untuk luas lahan sampai lebih dari 1.000 hektar, rasanya tidak mungkin seorang presiden tidak tahu aktivitas ini,” lugasnya.
“Itu memang sudah terbukti. Nah, kalau Pak Jokowi sangat sering bersama Aguan ketika dulu menjadi Presiden Republik Indonesia, rasanya mustahil tidak tahu operasi ini,” terusnya.