nasional

Jokowi Berbohong? Rocky Gerung Bongkar Motif di Balik IKN

Kamis, 26 September 2024 | 19:00 WIB
pengamat politik Rocky Gerung (dok youtube Rocky Gerung)


Bisnisbandung.com - Isu pemindahan ibu kota ke IKN (Ibu Kota Nusantara) diungkapkan oleh pengamat politik Rocky Gerung.

Menurutnya klaim Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa keputusan tersebut merupakan hasil kehendak rakyat Indonesia adalah sebuah kebohongan yang terang-terangan.

Rocky Gerung menekankan bahwa Jokowi seharusnya jujur tentang motivasi di balik pemindahan ibu kota.

Baca Juga: Cara Cepat Belajar Memahami dan Menyesuaikan Waktu dengan PST (Pacific Standard Time)

Ia menyebutkan bahwa selama ini Jokowi berusaha mengemas IKN sebagai keputusan rakyat padahal 80% rakyat Indonesia justru menolak ide pemindahan tersebut.

“Ini adalah ambisi pribadinya yang disamarkan,” ungkap Rocky Gerung yang dikutip dari youtube pribadinya.

Rocky Gerung juga mengingatkan tentang tantangan besar yang akan dihadapi dalam pembiayaan proyek IKN.

Dengan anggaran mencapai Rp 3.600 triliun Rocky Gerung berargumen bahwa tanpa dukungan dari APBN yang stabil proyek ini berpotensi terhenti.

Ia menyoroti bahwa janji-janji investasi asing tidak bisa diandalkan karena investor cenderung menunggu kepastian dari pemerintah yang akan datang.

Baca Juga: Simak Tren Warna Tahun 2025, Untuk Menambah Koleksi Fashion Anda!

“Jokowi terlihat berusaha menjual IKN meski fakta menunjukkan bahwa proyek ini bisa jadi bangkrut,” tegasnya.

Menurut Rocky Gerung, Jokowi harus menghadapi kenyataan bahwa banyak orang yang mulai melihat IKN sebagai simbol kegagalan bukan prestasi.

Rocky Gerung memperingatkan bahwa jika pemindahan ibu kota terus dilanjutkan tanpa dukungan nyata dari masyarakat IKN akan lebih dikenal sebagai monumen ambisi yang gagal daripada warisan yang bisa dibanggakan.

“Masyarakat tidak ingin diingat berdasarkan bangunan tetapi melalui kemajuan sosial dan keadilan,” katanya.

Baca Juga: Beragam Ide Bisnis di Akhir Tahun, Segera Ambil Peluang Ini!

Halaman:

Tags

Terkini