Bisnisbandung.com - Hersubeno Arief menyoroti dinamika terbaru dalam politik Indonesia, di mana PKS dan NasDem telah memutuskan untuk bersatu dalam Pilkada Jawa Barat, mengusung pasangan Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.
Keputusan ini muncul sebelum Golkar memutuskan untuk membelot di Banten, yang memperlihatkan tanda-tanda pecah kongsi dalam Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus).
Pengumuman pasangan Syaikhu-Ilham sebagai calon dari PKS dan Nasdem di Jawa Barat mengindikasikan koalisi baru yang cukup kuat.
Keputusan ini awalnya bocor melalui akun Twitter politisi senior PKS, Aboe Bakar Al-Habsyi, dan kemudian dikonfirmasi oleh Sekjen Partai Nasdem, Hermawi Taslim.
“Jadi, artinya di sini PKS dan Nasdem bersatu dan mereka akan menghadapi calon yang diusung Partai Gerindra bersama Koalisi Indonesia Maju Plus, yakni mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi,” ujar Hersubeno Arief dilansir dari youtube pribadinya.
“Tapi kalau Nasdem dan juga PKS tidak ada di situ, berarti namanya bukan KIM Plus lagi, ya,” lanjutnya.
Koalisi PKS dan Nasdem di Jawa Barat ini akan berhadapan dengan Dedi Mulyadi, mantan Bupati Purwakarta, yang diusung oleh Partai Gerindra bersama KIM Plus.
Hersubeno Arief mencatat bahwa pembelotan Golkar di Banten, yang mendukung Airin Rachmi Diany bersama PDIP, memperkuat kesan bahwa KIM Plus tidak lagi solid.
Baca Juga: Rakyat Minta Perubahan Total, Rocky Gerung Sebut Rezim Mulyono Sudah Keterlaluan
Meski belum bisa disebut bubar, perpecahan ini memperlihatkan bahwa koalisi tersebut tidak lagi berjalan seiring.
Dengan Airin yang memiliki elektabilitas tinggi, peluang Andra Soni dan Dimyati Natakusuma, yang diusung oleh Gerindra di Banten, menjadi lebih kecil.
Di Jawa Barat, bersatunya PKS dan Nasdem juga menandakan tantangan berat bagi Dedi Mulyadi.
Baca Juga: Paling Pertama Lucky Hakim Daftar sebagai Calon Bupati Indramayu, Diantar Ribuan Pendukungnya