Bisnisbandung.com - Pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia yang menyebut Presiden Jokowi sebagai "raja Jawa yang bengis" memicu kegemparan di media sosial dan publik.
Bahlil dalam pidatonya yang viral di berbagai platform sosial media menggambarkan Jokowi sebagai sosok raja Jawa yang otoriter dan bisa mendatangkan malapetaka.
Ucapan ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk pengamat politik Rocky Gerung.
Baca Juga: Anti Pick Me Girl Ternyata Inilah Rahasia Cantik Tanpa Make Up
Rocky Gerung dalam komentarnya menilai bahwa pernyataan Bahlil merupakan bentuk penghinaan terhadap kebudayaan Jawa.
Selain itu menurut Rocky Gerung ini mencerminkan ketidakpahaman mendalam tentang tradisi politik Indonesia.
Rocky Gerung menilai Bahlil tampaknya tidak memahami betul bagaimana budaya Jawa memandang sosok raja.
Dalam budaya Jawa, raja yang ideal adalah sosok yang bijaksana dan mendengarkan suara rakyat.
Namun pernyataan Bahlil justru menggambarkan Jokowi sebagai figur yang kejam dan menindas.
Baca Juga: Investasi Bodong Berkedok Kripto Kembali Telan Korban
Ini bertentangan dengan pandangan yang selama ini berkembang tentang sosok raja Jawa yang lebih bersifat mulia dan mampu membaca semangat rakyat.
Menurut Rocky Gerung reaksi publik terhadap pernyataan Bahlil cukup keras.
Banyak yang menganggap ucapan tersebut sebagai bentuk kecelakaan sejarah yang menunjukkan ketidakpahaman tentang budaya dan politik Indonesia.
Sejumlah pihak bahkan menganggap ini sebagai awal dari perubahan besar dalam politik nasional.
Baca Juga: Garuda Biru Membanjiri di Media Sosial: Simbol Gerakan Peringatan Darurat