Namun, jika Anies hanya fokus pada pencarian jabatan untuk tahun 2029 tanpa membangun portofolio oposisi yang kuat, ambisinya bisa terhalang.
Dengan Jokowi yang masih memegang kendali politik hingga Oktober mendatang, langkah Anies perlu diperhitungkan dengan matang.
“Tapi kalau Anies ingin menjadikan ini sebagai awal perlawanan, maka Jokowi tentu tidak mungkin menghalangi dia lagi setelah Oktober,” jelasnya
“Anies tetap akan diingat sebagai tokoh yang memungkinkan pikiran-pikiran alternatif seperti demokrasi deliberatif atau oposisi yang secara sistemik dipandu oleh kepentingan-kepentingan masa depan,” lanjutnya.
Baca Juga: Gaji ASN Naik? Sri Mulyani Beri Petunjuk Kepastian di Tangan Prabowo
Pilkada DKI bukan hanya soal memenangkan jabatan gubernur, tetapi juga menentukan apakah Anies mampu menjadi figur kuat yang membawa visi dan kepentingan masa depan bagi Indonesia.
Dalam pandangan Rocky Gerung, persaingan politik ini menjadi krusial, bukan hanya bagi Anies, tetapi juga bagi konstelasi politik nasional menuju 2029.
“Itu bisa membuat Anies kembali menjadi tokoh yang kuat. Kalau sekedar mencari jabatan hanya untuk 2029 tanpa portofolio oposisi, itu akan memacetkan kembali seluruh ambisi Anies.”***
Baca Juga: Lokasi Masih Misteri, Basuki Hadimuljono: Sidang Kabinet Jokowi di IKN Sudah Siap