Dia menyarankan agar debat capres diadakan di kampus sebagai wadah untuk membandingkan ide dan meningkatkan intelektualitas.
Rocky Gerung menjelaskan "Seringkiali capres itu kelihatan balihonya doang sebetulnya baliho segede-gede itu di belakangnya otak yang kecil."
Sebagai seorang akademisi, Rocky Gerung juga mempertanyakan peran kampus dalam politik dan pemilu.
Dia mencatat banyaknya kasus pemecatan dosen kritis atau pembatalan seminar politik, yang menunjukkan adanya pembatasan kebebasan berpendapat.
Baca Juga: Microsoft Akan Menginvestasikan 1,7 Miliar Dolar AS Pada AI dan Infrastruktur Cloud di Indonesia
Rocky Gerung mengingatkan bahwa dulu diskusi politik di kampus relatif bebas.
Namun, saat ini, ada upaya untuk menghalangi pembicaraan politik dengan cara yang berbeda, tidak seperti masa lalu di mana polisi mungkin masuk dan membubarkan diskusi dengan undang-undang subversi.***