Bisnisbandung.com - Juru Bicara Menteri Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengeluarkan pernyataan yang menandai ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS) menjelang kedatangan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Shanghai.
Wang menyebut AS munafik karena mengkritik hubungan antara Rusia dan China, sementara AS sendiri melakukan berbagai tindakan yang mencerminkan kebijakan luar negerinya yang ambigu.
Pernyataan itu muncul di tengah situasi geopolitik yang sensitif, di mana AS baru saja memberikan bantuan militer sebesar US$95 miliar kepada negara-negara seperti Ukraina, Israel, dan Taiwan.
Bantuan ini, yang setara dengan Rp1.534 triliun, menunjukkan komitmen AS untuk mendukung kepentingan militer sekutu-sekutunya, di samping menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan Rusia dan China.
Baca Juga: TikTok di Amerika: Antara Penjualan dan Pemblokiran, Langkah Kontroversial Biden
Di samping itu, AS juga tengah mengembangkan sanksi keuangan terhadap beberapa bank China dengan tujuan memaksa Beijing untuk memutuskan hubungan komersial dengan Rusia.
Tindakan ini, menurut pemerintah AS, bertujuan untuk mengurangi kemampuan Rusia dalam meningkatkan produksi militer melalui kerja sama ekonomi dengan China.
Wang Wenbin menegaskan bahwa tindakan AS tersebut menunjukkan sikap yang inkonsisten dan tidak adil.
Bagaimana mungkin AS memberikan bantuan militer besar-besaran kepada negara-negara tertentu sambil secara simultan mencoba menghambat kerja sama ekonomi antara China dan Rusia? Pertanyaan tersebut menjadi sorotan dalam dialog diplomatik yang semakin rumit.
Hubungan antara Rusia, China, dan AS semakin tegang seiring pergeseran kekuatan di panggung global.
Baca Juga: Timnas Qatar U-23 Raih Kemenangan Kontroversial atas Timnas Yordania U-23 di Piala Asia U-23 2024
Kritik AS terhadap kemitraan Rusia-China dilandasi oleh kekhawatiran strategis terhadap pengaruh ekonomi dan militer yang semakin kuat dari blok Eurasia ini.
Menanggapi pernyataan AS terkait potensi kekuatan militer Rusia yang diperkuat oleh perdagangan dengan China, Wang Wenbin menegaskan bahwa kerja sama antara China dan Rusia bersifat konstruktif dan tidak bermusuhan.
Pernyataan tersebut menyoroti kompleksitas dinamika hubungan internasional yang semakin dipengaruhi oleh faktor-faktor politik, ekonomi, dan keamanan.