Bisnisbandung.com - Kekhawatiran terhadap masa depan Indonesia menjadi sorotan utama dari pengamat politik Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengkritik tentang tata kelola demokrasi di Indonesia yang masih mempertahankan sistem ambang batas presidensial.
Menurut Rocky Gerung sistem ini tidak sejalan dengan prinsip demokrasi langsung.
Baca Juga: Bagaimana Kiat Sederhana Bagi Pemula Saat Forest Bathing, dan Dimana Lokasi Ideal Forest Bathing?
Di mana prinsip demokrasi langsung setiap suara warga negara seharusnya memiliki bobot yang sama dalam pemilihan presiden.
Dikutip dari youtube bebas berpendapat, Rocky Gerung menjelaskan "Kecemasan memandang masa depan terkait sistem Pemilu."
Rocky Gerung dengan tajam menentang konsep ambang batas presidensial yang dinilainya sebagai sarana oligarki politik.
Ia menegaskan bahwa penghapusan ambang batas tersebut adalah langkah penting untuk mencegah manipulasi politik yang merugikan kepentingan rakyat.
Baca Juga: Terpilih Sebagai Negara Paling Bahagia dan Bebas dari Korupsi, Ini Rahasia Negara Finlandia
"Dalam sistem presidensial tidak boleh ada threshold karena pemilihan langsung," tegasnya.
Ia menegaskan bahwa keputusan calon presiden tidak boleh semata-mata ditentukan oleh lembaga survei, namun harus melalui proses yang transparan dan demokratis.
Dengan keberaniannya menyuarakan kekhawatiran dan kritik yang tajam, Rocky Gerung mengajak masyarakat untuk lebih kritis terhadap dinamika politik.
Serta memperjuangkan prinsip-prinsip demokrasi yang sesungguhnya demi masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.
Menurut Rocky Gerung "20% itu adalah permainan oligarki untuk beternak politisi baru."
Baca Juga: Diperlukan Revolusi Media Televisi Agar Masyarakat Tidak Terjebak Mimpi Hedonisme