Bisnisbandung.com - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syaiful Huda, menyebut partainya masih belum bisa memutuskan apakah akan menjadi oposisi atau bergabung kedalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
Menurutnya sikap PKB yang mengambang ini adalah hal yang sangat wajar karena MK masih belum memutuskan apakah kemenangan paslon 02 Prabowo-Gibran tersebut benar-benar jurdil atau akibat kecurangan semata.
"Yang jelas kami masih pada posisi menunggu proses menghormati suara 40 juta yang memilih mungkin lebih karena potensi ada kecurangan itu dan dinamika di MK konstitusi luar biasa," ucap Huda di gedung DPR, Jakarta, pada Rabu (3/4/2024) sebagaimana dikutip dari kompastv.
Baca Juga: Rocky Gerung: Isu Moral dan Etika Mendominasi Sidang MK, Bulu Kuduk Jokowi Kembali Berdiri
Ia pun menegaskan pihaknya akan menunggu sikap MK terlebih dahulu sebelum memutuskan apakah akan menjadi oposisi atau tidak.
"Para saksi ahli sudah memberikan catatan yang cukup tebal banget adanya berbagai potensi kecurangan dan melukai demokrasi kita, kita tunggu betul sikap dari MK," ujarnya.
Sementera itu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyebut peluang Partai Nasdem untuk bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran adalah sangat besar.
Baca Juga: PKB Mendukung Revisi UU MD3: Prioritas Utama dalam Prolegnas DPR
Menurut Paloh peluang tersebut diperkirakan mencapai hingga 50 persen, hal ini lantaran baik Nasdem maupun Prabowo mempunyai visi dan misi yang sama untuk membangun bangsa Indonesia.
"Itu fifty-fifty possibility-nya (gabung ke koalisi Prabowo-Gibran)," ucap Surya Paloh usai bertemu Prabowo di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, pada Jumat (22/3/2024).
Surya Paloh juga meminta kepada rakyat Indonesia untuk bersabar dan tidak terburu-buru soal posisi Nasdem yang akan gabung dengan koalisi Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Megawati Tetap Kuasa! Elite PDI-P: Bukan Hal Yang Mengejutkan Jokowi 'Ngebet' Jadi Ketum
"Kita lihat perkembangan ke depan," imbuhnya.***