Bisnisbandung.com - Badan antariksa AS mengatakan studi tentang UFO memerlukan pendekatan berbasis ilmiah dan teknik baru, karena NASA telah menunjuk seorang direktur untuk memimpin penelitian tentang objek yang pemerintah AS sebut sebagai fenomena anomali tak teridentifikasi (UAP).
Sebuah tim independen yang dikomisikan oleh NASA memperingatkan bahwa persepsi negatif seputar UFO singkatan dari objek terbang tak teridentifikasi menjadi penghalang untuk mengumpulkan data.
Baca Juga: Mumpung Gratis Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Cek Tanggalnya
Keterlibatan NASA seharusnya membantu mengurangi stigma seputar masalah UFO ini, dan merekomendasikan agar badan ini meningkatkan upayanya untuk mengumpulkan informasi tentang UAP dan berperan lebih besar dalam membantu Pentagon mendeteksinya.
“Ada kekaguman global terhadap UAP. Dalam perjalanan saya, salah satu pertanyaan pertama yang sering saya dapatkan adalah tentang penampakan ini, dan sebagian besar kekaguman itu disebabkan oleh sifat yang tidak diketahui," kata Nelson.
“Jika Anda bertanya apakah saya percaya ada kehidupan di alam semesta yang sangat luas sehingga sulit bagi saya untuk memahami seberapa besar itu, jawaban pribadi saya adalah, ‘Ya,'” tambahnya.
Baca Juga: Batik Air Sampaikan Permohonan Maaf Atas Kejadian Viral Lampu dan AC Pesawat Mati Saat Mendarat
Objek terbang yang tidak teridentifikasi telah menjadi sumber keajaiban, ketakutan, dan mitos selama bertahun-tahun, sesuatu yang dikatakan Nelson membuat penelitian ilmiah lebih sulit.
Dia mengatakan pada hari Kamis bahwa ia berharap dapat mengubah percakapan tentang UFO dari "sensasionalisme menjadi ilmu pengetahuan".
Pemerintah AS mengeluarkan laporan pada tahun 2021 yang mendetailkan kasus-kasus di mana UFO telah diamati, sering kali oleh personel militer.
Kongres juga mengadakan dengar pendapat tentang UFO pada bulan Juli karena pemerintah semakin tertarik.
Baca Juga: Daftar Maskapai Terbaik Dan Terburuk di Dunia, 2 Maskapai Milik Indonesia Menjadi Yang Terburuk
Dalam pertemuan publik tahun ini, kelompok independen beranggotakan 16 orang yang dikomisikan untuk mempelajari UFO juga meminta penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk membantu mengidentifikasi penampakan.
Kelompok ini tidak diberi akses ke file-file rahasia saat melakukan pekerjaannya, tetapi menggunakan data yang tidak diklasifikasikan untuk lebih memahami penampakan, dan sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada bukti mengenai asal usul luar angkasa.