bisnisbandung.com - Pemerintah pusat menegaskan bahwa penanganan bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah dilakukan dalam skala nasional sejak hari pertama kejadian pada 26 Desember, walaupun tak ditetapkan dalam status ‘bencana nasional’.
Pernyataan ini disampaikan untuk menjawab perdebatan mengenai status bencana nasional yang terus mencuat dalam beberapa pekan terakhir.
“Masih ada pihak-pihak yang terus saja membahas status bencana nasional,” ungkap Sekertaris Kabinet, teddy Indra Wijaya.
“Sejak hari pertama tanggal 26, pemerintah pusat sudah melakukan penanganan skala nasional di tiga provinsi ini, langsung mobilisasi nasional,” terusnya.
Baca Juga: Eks Panglima TNI Tegaskan Aceh Bukan Bermimpi Menjadi Negara Lain, tetapi Menuntut Keadilan
Menurut penjelasan Seskab Teddy, pemerintah langsung mengerahkan mobilisasi nasional yang melibatkan tiga provinsi terdampak.
Sejak hari pertama, lebih dari 50.000 personel gabungan hadir di lapangan, terdiri atas TNI, Polri, Basarnas, serta berbagai kelompok relawan. Pada minggu awal, jumlah petugas yang bergerak bahkan telah mencapai lebih dari 26.000 orang.
Pemerintah juga memastikan bahwa pendanaan penanganan bencana sepenuhnya berasal dari anggaran pusat.
Presiden telah menetapkan alokasi hingga Rp60 triliun yang akan disalurkan secara bertahap untuk pembangunan hunian sementara, hunian tetap, fasilitas umum, hingga kantor-kantor pemerintahan daerah seperti DPRD dan kecamatan.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo Wanti-Wanti Presiden, Singgung Pembangkangan Jendral Listyo Sigit
Selain itu, 52 kepala daerah dari wilayah terdampak langsung menerima bantuan tunai sejak hari pertama untuk mempercepat penanganan kebutuhan mendesak di lapangan.
Dalam aspek sarana dan prasarana, pemerintah menegaskan bahwa dukungan pusat tidak bergantung pada status bencana nasional.
Lebih dari 100 kapal, pesawat, dan helikopter telah dikerahkan, disertai sekitar 1.000 unit alat berat dari berbagai wilayah Indonesia.
Upaya perbaikan infrastruktur seperti jembatan dan jalan yang rusak pun terus berjalan, dan sejumlah titik telah berhasil dipulihkan dalam rentang waktu satu minggu hingga sepuluh hari.
Artikel Terkait
Apa Penyebab Banjir Besar Di Sumatra?
Gubernur Aceh Sebut Banjir Bandang Seperti “Tsunami Kedua”, Dampak Kerusakan Dinilai Aneh dan Luar Biasa
Banjir Bandang Berulang di Batang Toru, Diduga Terkait Izin Pembalakan di APL
Bali hingga Pantai Selatan Jawa Masuk Zona Waspada, BMKG Ingatkan Risiko Banjir dan Longsor