bisnisbandung.com - Kemunculan siklon tropis di wilayah Indonesia dinilai sebagai fenomena yang tidak lazim mengingat posisi geografis Indonesia yang berada di sekitar garis khatulistiwa.
Namun, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan bahwa kondisi tersebut semakin mungkin terjadi akibat perubahan signifikan pada sistem iklim global.
Pakar klimatologi BRIN, Erma Yulihastin, menjelaskan bahwa secara teori siklon tropis tetap dapat terbentuk di wilayah Indonesia apabila terdapat kekuatan atmosfer yang memadai.
Baca Juga: Bencana Aceh-Sumatera Jangan Sampai Terulang, Pakar Klimatologi Wanti-Wanti NTB dan NTT
Salah satu faktor utamanya adalah munculnya gaya vortisitas, yakni perputaran udara yang terbentuk dari pertemuan dan penguatan angin dari berbagai arah.
Kondisi ini dapat memicu terbentuknya pusaran meski pengaruh gaya Coriolis di wilayah ekuator relatif lemah.
Selain dinamika angin, Erma Yulihastin menilai peningkatan intensitas siklon tropis sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Baca Juga: Menhan Ingatkan Bahaya Korupsi dan Praktik Ilegal yang Mengancam Kedaulatan Ekonomi Indonesia
Pemanasan global menciptakan ketidakseimbangan panas yang besar antara satu wilayah dan wilayah lain, baik di atmosfer maupun di lautan.
Ketidakseimbangan tersebut memicu terbentuknya gradien energi yang kuat sehingga badai yang terbentuk memiliki skala dan kekuatan yang semakin besar.
“Karena itu dampak dari perubahan iklim yang secara langsung adalah membuat badainya semakin intens, semakin sering, dan juga membesar skala serta kekuatan magnitudonya,” tuturnya dilansir dari YouTube CNN Indonesia.
Krisis iklim global yang dipicu oleh aktivitas manusia, terutama peningkatan emisi karbon dioksida, disebut menjadi faktor utama di balik fenomena tersebut.
Kenaikan suhu permukaan atmosfer global telah melampaui ambang 1,5 derajat Celsius, sementara suhu permukaan laut bahkan mengalami peningkatan yang lebih tinggi. Interaksi antara laut yang semakin hangat dan atmosfer memperkuat proses pembentukan badai tropis.
Menurut Erma Yulihastin, dampak langsung dari perubahan iklim adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas siklon tropis.
Artikel Terkait
BMKG Ungkap Munculnya Anomali Cuaca Ekstrem di Sumatera dan Aceh Dipicu Kerusakan Lingkungan
BRIN Temukan Tiga Badai, Ancaman Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Kembali
Bencana Aceh-Sumatera Jangan Sampai Terulang, Pakar Klimatologi Wanti-Wanti NTB dan NTT