BRIN Temukan Tiga Badai, Ancaman Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Kembali

photo author
- Sabtu, 13 Desember 2025 | 15:30 WIB
Gedung BRIN  (Tangkap layar/brin.go.id )
Gedung BRIN (Tangkap layar/brin.go.id )

Bisnisbandung.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap adanya tiga bibit badai siklon tropis yang saat ini terdeteksi aktif di wilayah Samudra Hindia dan perairan selatan Indonesia.

Kondisi ini meningkatkan potensi terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi dalam beberapa hari ke depan.

Dua bibit siklon, yakni 91S dan 92S, terpantau berada di Samudra Hindia bagian selatan ekuator, dekat wilayah Sumatera.

Baca Juga: Menhan Ingatkan Bahaya Korupsi dan Praktik Ilegal yang Mengancam Kedaulatan Ekonomi Indonesia

Kedua sistem ini memiliki jarak yang sangat berdekatan sehingga berpotensi saling berinteraksi dan bergabung.

Proses penggabungan tersebut diperkirakan akan mendorong pergerakan badai menjauh ke tengah Samudra Hindia, sehingga kecil kemungkinan mendekati atau mendarat di daratan Sumatera.

Meski demikian, pergerakan dan interaksi dua bibit badai ini tetap berpotensi memicu peningkatan cuaca ekstrem, khususnya hujan dengan intensitas tinggi di sepanjang pesisir barat Sumatera.

“Artinya bahwa hujan akan mulai meningkat lagi, terutama di sepanjang pesisir barat Sumatera, dimulai dari Padang, pesisir barat Lampung, Sumatera bagian selatan,” terang Erma Yulihastin, Pakar Klimatologi BRIN dilansir dari YouTube CNN Indonesia.

Wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan meliputi Padang, pesisir barat Lampung, serta wilayah Sumatera bagian selatan. Peningkatan curah hujan diperkirakan terjadi dalam beberapa hari mendatang seiring dinamika atmosfer di selatan ekuator.

Baca Juga: Wamen Komdigi Pastikan Telekomunikasi Aceh Stabil: Pemerintah Tidak Tinggal Diam Ya

Sementara itu, ancaman cuaca ekstrem yang dinilai lebih signifikan datang dari bibit siklon tropis 93S yang terdeteksi di selatan NTB dan Lombok.

Sistem ini berpotensi terus berkembang dan bergerak mendekati wilayah Laut Savu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pergerakan tersebut dipengaruhi oleh kombinasi angin kuat dari selatan atau southerly surge, gelombang Rossby, serta adanya sistem tekanan rendah di sekitar wilayah Papua dan Selat Arafura.

Kondisi atmosfer tersebut membuat 93S cenderung tertahan dan tidak bergerak ke arah barat menuju Samudra Hindia, melainkan berpotensi bergeser ke arah timur dan utara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X