Bisnisbandung.com - Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jeffrie Geovanie mengungkapkan rasa bangganya.
Jeffrie bangga atas langkah inovatif partainya dalam penyelenggaraan pemilihan ketua umum (ketum) yang baru-baru ini digelar secara elektronik (e-voting).
Menurut Jeffrie ini adalah kali pertama sebuah partai politik di Indonesia menerapkan metode pemilihan seperti ini.
Baca Juga: Novel Viral Secret High School Diangkat Jadi Serial, Ini Bocoran Ceritanya!
“Yang paling membahagiakan hari ini adalah untuk pertama kalinya sebuah partai politik di Indonesia menyelenggarakan format baru pemilihan ketua umum,” ujar Jeffrie yang dikutip dari instagram PSI.
Jeffrie menilai selama ini PSI sering dianggap sebagai partai yang terbatas dalam hal kepengurusan dan tata cara pemilihan pengurusnya yang dianggap hanya ditentukan oleh dewan pembina saja.
Namun dengan terbitnya rumusan baru Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART), PSI telah menjelma menjadi partai yang lebih inklusif dan demokratis.
Jeffrie menjelaskan “Kongres hari ini telah merampungkan AD-ART yang betul-betul membuat PSI menjadi partai super terbuka dan transparan.”
“Ketua umumnya tidak hanya dipilih oleh pengurus tapi juga oleh seluruh anggota yang telah terverifikasi,” jelas Jeffrie.
Baca Juga: Nirina Zubir Hadapi Kutukan Maut di ‘Panggilan Dari Kubur’, Siap Bikin Merinding
Lebih dari 180 ribu anggota PSI tercatat berhak mengikuti pemilihan e-voting ini dengan tingkat partisipasi mencapai sekitar 80 persen.
Hasilnya putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep berhasil memenangkan pemilihan tersebut.
Jeffrie mengatakan “Kami berharap inovasi e-voting ini bisa menjadi embrio bagi sistem pemilu Indonesia di masa depan.”
“Termasuk pilpres, pilkada, dan pemilihan kepala daerah lainnya,” tutur Jeffrie.
Artikel Terkait
Siapa Dalang Serangan ke Jokowi? Pengamat Politik: Bisa Jadi Mereka yang Pernah Ditinggalkan!
PSI Ganti Logo, Gajah Berkepala Merah Jadi Simbol Jokowi?
PSI Ganti Logo, Gajah Berkepala Merah Jadi Simbol Jokowi?
Olok-olok Sopir Truk Hingga Aktivis, Rocky Gerung: Jokowi Tak Lagi Dihormati Rakyat?
Realokasi APBN Cuma Akal-Akalan, Awalil Rizky: Bukan Efisiensi!"
Indonesia Butuh 100 Tahun Jadi Negara Maju, Bossman Mardigu: KEBURU KIAMAT DULUAN!